Tanda-Tanda Puasa Kita Diterima Allah

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto

Kamis 22 Jun 2017 17:04 WIB

KH Cholil Nafis Foto: dok.Pribadi / cholilnafis.tv KH Cholil Nafis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis mengatakan, meskipun ibadah puasa umat Islam di Bulan Ramadhan telah memenuhi syarat dan rukunnya belum tentu diterima oleh Allah. Karena, menurut dia, untuk diterima Allah membutuhkan suatu keikhlasan.

"Tentunya untuk mengukur apakah puasa kita diterima atau tidak diterima oleh Allah, meskipun barangkali syarat dan rukunnya sudah terpenuhi sehingga disebut sah, tapi untuk diterimanya itu butuh keikhlasan," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (22/6).

Kiai Cholis mengungkapkan, untuk mengetahui apakah ibadah puasa kita diterima atau tidak oleh Allah, maka harus tetap istiqamah menjalan kebiasaan baik selama Bulan Ramadhan. Jika bisa sanggup melaksanakn ibadah baik tersebut, berarti ibadahnya telah diterima oleh Allah.

"Tanda-tanda puasa kita diterima maka kita harus istiqamah, konsisten dengan kebiasaan pada Bulan Ramadhan. Artinya, seusai Bulan Ramadhan, sebelas bulan berikutnya kebiasaan itu kita teruskan," ucapnya.

Dengan demikian, kata dia, kondisi umat Islam setelah Ramadhan akan menjadi lebih baik dibandingkan sebelum Ramadhan. Selain itu, Kiai Cholis juga mengingatkan, agar umat Islam tak lupa memberikan buah tangan kepada setiap saudara yang dicintai dalam momentum lebaran nanti.

Karena, menurut dia, pemberian itu merupakan bentuk cinta terhadap sesama umat Islam, sesama kerabat, dan orang-orang terdekat. "Itu adalah tanda-tandanya ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Ketika seusai ibadah, kehidupan, prinsip, lalu prilaku, keimanan kita bertambah baik dan tambah mendekatkan diri kepada Allah SWT," kata Kiai Cholil.

Terpopuler