REPUBLIKA.CO.ID, Keberhasilan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meraih penghargaan World Best Halal Tourism pada dua tahun berturut-turut tidak hanya membuat bangga warga NTB, melainkan juga menjadi inspirasi dalam merintis usaha. Salah satunya, Lombok Wisata Madani. Jasa perusahaan wisata yang baru berdiri enam bulan lalu ini terinspirasi dari branding wisata halal yang melekat pada NTB, khususnya Pulau Lombok.
Pemilik Lombok Wisata Madani, Raditya Firdaus, mengaku, penghargaan Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia memacu dirinya untuk ikut serta dalam memajukan daerah. "Dari penghargaan WHTA itu membuat saya tergerak untuk membuat konsep tur wisata yang madani," ujar pria yang akrab disapa Radit kepada Republika.co.id, di Mataram, Rabu (21/6).
Radit menilai, meski sudah mulai dikenal dunia sebagai tempat berlibur yang menawarkan keindahan alam serta keragaman budaya yang luar biasa, jasa perjalanan wisata yang madani masih sangat jarang. Hal ini merupakan peluang yang besar untuk dimanfaatkan dalam mengakomodir para wisatawan yang ingin mengenal lebih jauh perihal wisata halal di Bumi Seribu Masjid tersebut. "Konsep wisata hal kita supaya lain dari jasa travel wisata yang sudah ada sebelumnya," ucap Radit.
Lombok Wisata Madani yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Nomor 10, Mataram ini menawarkan beragam paket menarik kepada pengunjung, antara lain paket 3 hari 2 malam yang dibandrol seharga Rp 1,5 juta per orang dengan mengunjungi sejumlah situs-situs bersejarah Islam di Lombok, mulai dari Kompleks Islamic Center NTB, Makam Loang Baloq di Mataram, Masjid Kuno Bayan di Lombok Utara, hingga Makam Batulayar di kawasan Pantai Senggigi, Lombok Barat.
Yang menarik, jualan utama Lombok Wisata Madani ialah dengan mengajak wisatawan berkunjung dan menginap di sejumlah Pondok Pesantren yang ada di Lombok, seperti Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan di Pancor, Lombok Timur, dan beberapa Pondok Pesantren di Lombok Barat.
"Tujuan utama wisata tur kita ditujukan ke sejumlah pondok pesantren yang ada di Lombok," ungkap Radit.
Pria kelahiran Mataram, 29 Desember 1988 menjelaskan, tur ke Pondok Pesantren menawarkan pengalaman yang berbeda bagi para pelancong untuk mengetahui bagaimana kondisi pendidikan Islam yang masih terjaga dengan baik hingga kini. Terlebih bagi turis asing yang masih belum memahami banyak hal tentang dunia Islam. Untuk turis lokal, wisata tur ke Pondok Pesantren yang ada di Lombok juga menjadi langkah tepat untuk saling bersilaturahmi antar sesama Umat Islam.
"Menginap di Pondok Pesantren, pengunjung bisa merasakan langsung bagaimana kehidupan di Pondok Pesantren. Kegiatannya, bangun jam berapa, dan apa saja yang dikerjakan, ini menarik," ujar Radit.
Untuk kunjungan ini, Lombok Wisata Madani juga menggandeng orang-orang yang ada di Pondok Pesantren yang akan dikunjungi untuk memandu para tamu dan menjelaskan sejarah serta kegiatan para santri. Dalam setiap kunjungan, Lombok Wisata Madani memberikan donasi kepada Pondok Pesantren yang diambil dari harga paket perjalanan wisata oleh para pengunjung.
Radit berharap, donasi yang diberikan setidaknya mampu menjadi amal ibadah perusahaan dalam membantu pendidikan Islam yang ada di Lombok.
Sebagai jasa perjalanan wisata yang berbasis halal, Lombok Wisata Madani tentunya menyajikan seluruh pelayanan maupun keperluan pengunjung dengan hal-hal yang berbasis syariah, terutama untuk kuliner dan penginapan.
Menurut Radit, dari segi kuliner, para pengunjung akan mendapatkan kuliner yang dijamin kehalalannya. Hal ini tidak sulit dipenuhi lantaran mayoritas penduduk Lombok beragama Islam yang sangat memperhatikan kehalalan makanannya. "Kalau Lombok sudah dijamin halal jadi wisatawan tidak perlu ragu," lanjut Radit.
Sedangkan untuk penginapan, Lombok Wisata Madani telah bekerjasama dengan sejumlah hotel berbintang yang ada di Lombok untuk memberikan paket menarik kepada para pengunjung. Tentunya, hotel yang diajak kerjasama haruslah memenuhi unsur-unsur ramah terhadap wisatawan muslim seperti tersedianya sarana dan prasarana ibadah mulai dari arah penunjuk kiblat, keran untuk berwudhu, mushala, sajadah, sarung, mukena, hingga Alquran di dalam kamar hotel.
Meski belum genap setahun, Lombok Wisata Madani mulai dilirik para pelancong saat berlibur di Lombok. Radit menuturkan, hingga saat ini kebanyakan tamunya berasal dari Jabodetabek dan beberapa turis asing asal Malaysia dan juga Australia.
Radit optimistis jika usaha menawarkan paket perjalanan wisata halal ini akan terus berkembang seiring branding wisata halal yang sudah melekat pada Pulau Lombok. Untuk promosi, selain memanfaatkan sejumlah jejaring sosial yang ada seperti Instagram hingga laman perusahaan, Lombok Wisata Madani juga menggandeng sejumlah jasa perjalanan wisata di daerah lain seperti di Jawa Timur.
Nantinya, warga Jawa Timur yang ingin mengetahui tentang dunia Islam di Lombok bisa melakukan pemesanan dengan jasa perjalanan wisata yang ada di Jawa Timur. "Ini baru awal dan ke depan kita ingin lebih mematangkan lagi dan terus mempromosikan Lombok destinasi wisata halal," kata Radit.