REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebaran membawa berkah bagi industri makanan ringan dalam negeri, Garuda Food. Sejak April 2017 hingga H-4 jelang lebaran, terjadi kenaikan penjualan hingga 25 persen.
"Kenaikan penjualan hingga 25 persen sudah kami prediksikan sebelumnya. Oleh karena itu sejak April lalu, kapasitas produksi kita tingkatkan dibanding hari biasa," kata CEO Garuda Food Group, Hardianto Atmadja dalam siaran persnya, Selasa (20/6). Garuda Food sejak April 2017 sudah mulai meningkatkan kapasitas produksi hariannya hingga 20 persen. Hal itu dilakukan sebagai antisipasi hadapi lonjakan permintaan biskuit jelang lebaran. "Kapasitas produksi terus kita tingkatkan agar kebutuhan masyarakat akan biskuit untuk lebaran bisa terpenuhi," ujarnya Hardianto. Peningkatan produksi dilakukan merujuk pada hasil penjualan produk Garuda Food pada lebaran tahun lalu yang mencapai angka 20-30 persen dibanding hari biasa. Apalagi produk makanan ringan buatan Garuda Food sudah banyak dikenali masyarakat. "Biskuit buatan Garuda Food dengan merek Gery mulai diperhitungkan masyarakat. Permintaan dari tahun ke tahun terus melonjak," ujarnya. Selain itu, Garuda Food dalam usahanya menjaga keamanan dan kenyamanan konsumen berkomitmen untuk menghasilkan produk berkualitas yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku, memenuhi Standard Nasional Indonesia (SNI) dan bersertifikasi halal. Hardianto yang mengaku bersyukur karena angka pertumbuhan penjualan perusahaan pada kuartal 1/ 2017 sebesar 18 persen. Pada kesempatan yang sama, karyawan Garuda Food Group juga melakukan pengumpulan donasi yang hasilnya dialokasikan untuk kegiatan sosial selama bulan Ramadhan. Disebutkan acaranya berupa pembagian ratusan takjil gratis, pembagian sembako murah untuk dhuafa di seputar kantor pusat Garuda Food. Dana itu juga dipergunakan untuk membantu anak marjinal di pemukiman pemulung di daerah Pejaten, Jaksel. Kegiatan berupa donasi buku sekolah, buku cerita dan perlengkapan ibadah.