Kemenhub Pantau Arus Mudik Samarinda

Red: Ilham Tirta

Rabu 21 Jun 2017 20:53 WIB

Pemantauan kapal pemudik (ilsutrasi). Foto: Antara/M Risyal Hidayat Pemantauan kapal pemudik (ilsutrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kementerian Perhubungan melakukan pemantauan arus mudik di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tepatnya di Pelabuhan Samarinda. Pemantauan dilakukan saat Kapal Pantokrat akan memberangkatkan sekitar 2.000 penumpang menuju Parepare, Sulawesi Selatan.

"Saya bersyukur karena meski jumlah penumpangnya cukup banyak, namun tidak melebihi dari kapasitas kapal ini yang sanggup menampung 2.020 penumpang," ujar Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Perhubungan, Harykris saat pemantauan di Samarinda, Rabu (21/6).

Sebenarnya, kata Hari, meski jumlah penumpangnya lebih sedikit dari 2.020 orang, itu masih diperbolehkan karena masih ada ambang batas toleransi. Namun berdasarkan pengecekan dan pantauan langsung ke dalam kapal yang dilakukan, jumlah penumpangnya masih di bawah kapasitas.

Ia mengaku secara nasional telah dilakukan uji petik terhadap lebih dari 2.000 kapal yang tersebar di seluruh Indonesia, termasuk kapal-kapal yang melayani penumpang dari Kaltim menuju sejumlah provinsi lain di Indonesia. Dari hasil uji petik tersebut, banyak kapal yang dinyatakan laik melayani angkutan lebaran, termasuk KM Pantokrat yang Rabu ini melayani pemudik dengan tujuan Parepare.

Uji petik sudah mulai dilakukan sejak pertengahan Mei lalu. Tujuannya, untuk meningkatkan keselamatan pengoperasian sarana transportasi laut sehingga semua pemudik merasakan keamanan dan kenyamanan bermudik.

Beberapa hal yang dilakukan dalam uji petik adalah dengan mengecek alat-alat keselamatan di dalam kapal seperti kecukupan dan kelaikan baju pelampung serta sekoci, termasuk memeriksa kondisi kapal dan mesinnya. Terkait dengan keamanan perjalanan kapal, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) demi menjaga keselamatan bersama. Jika cuaca di laut tidak mendukung untuk berlayar, maka segera diinformasikan bahwa kapal keberangkatan sebaiknya ditunda.

"Faktor keselamatan dan kenyamanan penumpang selalu kami utamakan, makanya setiap keberangkatan kapal harus koordinasi dulu dengan BMKG, begitu pula dengan BMKG juga aktif memberikan informasi terkait perkiraan cuaca yang akan terjadi sehingga semua pihak bisa segera mengetahui dan mengambil langkah yang diperlukan," ujar Hary.

Terpopuler