REPUBLIKA.CO.ID, PEMALANG -- Tol Fungsional Pemalang-Batang sepanjang 39,5 kilometer direncanakan akan ditutup pada malam hari. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat tiba di Pintu Keluar Tol Pemalang, Pemalang, Rabu (21/6), mengatakan rencana penutupan ruas tol pada malam hari tersebut karena belum dilengkapi penerangan dan marka jalan yang lengkap.
"Kami akan operasikan secara konservatif. Konservatif itu ada dua hal, satu bisa saja malam kita tidak operasikan, meskipun siang kita operasikan, nanti kami rapatkan, " katanya.
Budi mengimbau kepada masyarakat meskipun Tol Fungsional Pemalang-Batang sudah bisa dioperasikan, namun masyarakat jangan terlalu mengandalkan satu jalur tersebut. Sebab, lanjut dia, masih banyak jalur-jalur alternatif yang bisa dilintasi agar kepadatan tidak berfokus di satu titik.
"Akan kami batasi dengan load (keterisian) tertentu, tidak bisa semua ke sana, dan juga jangan mengeluh kalau ternyata tidak bisa semua pemudik lewat jalan fungsional ini," katanya.
Dia mengatakan nantinya Kepolisian yang akan mengatur kendaraan bisa melalui jalur tersebur atau diarahkan ke jalur lain. "Saya mengusulkan, Kakorlantas yang memutuskan," katanya.
Dia juga mengimbau pemudik untuk mengemudikan kendaraan dengan kecepatan maksimal 40 kilometer per jam. Budi juga berkoordinasi dengan Kementerian PUPR agar jalur bisa dibersihkan untuk mengurangi debu. Berdasarkan pantauan, sepanjang jalur tol masih berdebu dan marka yang belum lengkap. "Bahkan tadi Jasa Marga mengatakan kalau nanti malam ada satu sampai dua jam ditutup, akan diperbaiki," katanya.
Sementara itu, untuk antisipasi arus balik, Budi memperkirakan akan lebih tersebar tidak terfokus seperti arus mudik yang diperkirakan puncaknya pada Jumat mendatang.
"Kalau arus balik menurut pengamatan saya, itu akan lebih tersebar dari hari ketiga, berarti hari ketiga itu kan dari Selasa sampai minggu. Jadi kepadatannya tidak akan seperti sekarang. Kalau sekarang ini kan banyak yang tetap jalan hari Jumat atau Kamis malam," katanya.
Menhub juga melakukan pengecekan ke tempat istirahat dan meninjau kesiapan yang ada. Berdasarkan pantauan, meskipun belum terbangun secara permanen (masih beralas tanah), namun tempat istirahat tersebut sudah dilengkapi dengan kios, restoran, pengisian bahan bakar dan toilet.