Masjid di Maryland Gelar Buka Bersama Warga Lintas Agama

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani

Rabu 21 Jun 2017 09:48 WIB

Muslim AS Foto: VOA Muslim AS

REPUBLIKA.CO.ID, SILVER SPRING -- Sekitar 200 warga lintas agama hadir di Masjid Bait ur Rehman di Silver Spring sebelum matahari terbenam. Mereka pun disambut untuk makan malam sekaligus buka puasa bersama umat Islam.

Dilansir dari Voice of America, Rabu (21/6), warga Muslim, Kristen, Yahudi, Quaker, Buddha dan Sikh ada di satu ruangan yang sama. Mereka saing berbagi cerita, sembari berbagi makna puasa dari warga Muslim yang ada.

Satu persatu perwakilan masyarakat berkesempatan memberikan sambutan. Pertama pendeta yang mewakili Quaker, lalu Gary Allen yang merupakan politikus Kristen. Ia menilai, harus ada dialog antaragama sebagai solusi setiap masalah.

"Sebenarnya, banyak orang seperti saya, tidak tahu apa-apa tentang komunitas Muslim," kata Allen.

Ia merasa, lewat solusi masyarakat bisa menggabungkan orang dengan tradisi yang berbeda. Hasilnya, lanjut Allen, orang-orang dengan iman yang berbeda akan saling membantu untuk memahami apa yang dialami bersama-sama.

Setelah itu, Imam Hammad Ahmad memberikan kesempatan hadirin untuk mengajukan pertanyaan, yang bertujuan saling memahami dan mendapat lebih banyak pengetahuan. Salah seorang warga pun bertanya soal pembunuhan dan kaitannya dengan jihad.

Imam Ahmad pun langsung menjelaskan kalau jihad bukan seperti yang belakangan digunakan sebagai plot para teroris. Ia menekankan, jihad bukan pertempuran untuk membunuh apalagi memaksa orang untuk masuk Islam.

"Jihad dalam Islam adalah perjuangan yang kita semua miliki dalam membuktikan diri sebagai manusia dan menjadi hamba Tuhan yang lebih baik," ujar Ahmad.

Mohamad Deen (73), warga Maryland yang lahir di Guyana, turut mengajak warga lainnya untuk menikmati hidangan dan membawa sebagian ke rumah. Hidangan malam itu bertema tradisional Pakistan, mulai dari ayam, kentang, bayam, nasi sampai roti.

"Saya bangga mengatakan kalau saya seorang Muslim, saya adalah manusia seperti anda, saya memiliki perasaan yang sama, saya menghormati semua orang," kata Deen saat ditanya sikapnya menanggapi prasangka terhadapnya dan agamanya.

Joan Liversidge, seorang pemuka dari Rumah Teman Quaker, melihat kegiatan seperti ini seharusnya dapat lebih sering digelar. Menurut Joan, makan malam dan dialog bersama seperti malam ini jadi salah satu bentuk demokrasi.

"Saya pikir secara pribadi kita perlu menemukan lebih banyak cara untuk melakukan apa yang kita lakukan di sini malam ini," ujar Joan.

Terpopuler