REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ramadhan merupakan momentum mempersatukan tali persaudaraan. Perbedaan-perbedaan kecil yang termasuk khilafiyah sebaiknya tidak perlu dipersoalkan karena kebersamaan dalam ikatan tali agama Islam jauh lebih utama.
“Selagi masih syahadatnya sama, kitabnya sama, ibadah hajinya juga sama ke Makkah, persatuan dan kesatuan umat Islam lebih penting dari sekadar perbedaan kecil,” kata Ketua Umum MUI Provinsi DKI Jakarta KH Syarifuddin Abd Ghoni, saat memberikan tausyiah pada acara buka puasa bersama LDII DPW Provinsi DKI di Jakarta, akhir pekan lalu.
Dia mengajak mengajak kepada semua pihak saling menghormati perbedaan khilafiyah selagi masih berpedoman Alquran dan hadis.
"Janganlah hal-hal kecil dibesar-besarkan, sehingga menjadi tidak rukunnya beragama, berbangsa dan bermasyarakat, mari kita satukan dalam bingkai Islam rahmatan lil'alamin.
Acara buka puasa bersama DPW LDII Provinsi DKI Jakarta bersama pengurus DPD LDII Kota, dan pengurus MUI Kota se DKI Jakarta dihadiri oleh anggota dewan dari Fraksi PAN, Bambang Kusumanto, dan dari pengurus FUHAB, KH Yusuf Aman.
Ketua DPW LDII Provinsi DKI Jakarta, Tedy Suratmadji, persatuan dan kesatuan umat adalah hal yang paling utama dalam pembinaan umat.
Momentum buka puasa bersama adalah moment yang paling ideal untuk merajut kasih, saling silaturahim dalam rangka bersama-sama membina umat agar merasa aman, nyaman, dan damai dalam beribadah, berbangsa dan bermasyarakat.