REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pemetaan sejumlah titik jalur mudik yang diprediksi rawan kemacetan dan kecelakaan. "Kawasan-kawasan rawan macet tersebut akan dilakukan pengendalian dan pengawasan secara intensif," kata Kepala Bidang Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman Sulton Fathoni, di Sleman, Selasa (20/6).
Menurut dia, dalam pemetaan tersebut terdapat empat titik arus lalu lintas menjadi rawan kecelakan. Keempat titik tersebut meliputi Jalan Magelang, Jalan Wates Gamping, Jalan Lingkar Utara, dan Jalan Solo. "Keempat jalan itu merupakan jalan nasional yang menjadi jalur utama dari arah barat dan timur yang akan dipadati kendaraan berbagai jenis," katanya lagi.
Ia menyatakan, selain kawasan rawan kecelakaan, pihaknya juga memetakan kawasan rawan kemacetan menjelang lebaran. Ada 10 titik kawasan rawan macet yang mendapat perhatian khusus. "Kawasan tersebut, meliputi Jalan Solo di depan Ambarukmo Plaza, simpang empat Kentungan, Jalan Kaliurang simpang empat Condong Catur, Jalan Magelang, Jalan Wates, simpang empat Monumen Yogya Kembali, pasar tumpah Mlati, pasar tumpah Gamping, dan Candi Prambanan," kata Sulton, menambahkan.
Sulton mengatakan, untuk mengatasi kemacetan pada sejumlah titik telah disediakan sejumlah jalur alternatif. Namun, tidak semua titik memiliki jalur alternatif bila terjadi kemacetan. "Beberapa jalur di dalam kota, seperti di kawasan jalan lingkar (ring road) tidak memiliki jalur alternatif," katanya.
Dia mengatakan, arus lalu lintas dari arah Magelang atau Muntilan menuju Yogyakarta, bila kemacaten terjadi akan disediakan jalur alternatif, meliputi Tempel, Balangan, Moyudan, dan Jalan Wates atau bisa juga melalui Tempel menuju ke Turi, Pakem, dan Cangkringan. "Sementara dari arah Solo menuju Yogyakarta bila terjadi kemacetan, pengendara bisa melalui jalur alternatif melewati Cangkringan, Pakem, Turi, dan Tempel. Bisa juga ke arah selatan melewati Piyungan dan Jalan Wonosari," katanya.