Gandeng Baznas, Garuda Food Salurkan 1.000 PRB Dhuafa

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Agung Sasongko

Senin 19 Jun 2017 12:31 WIB

Dhuafa Foto: Republika/Tahta Aidilla Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Food menggandeng Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) salurkan 1.000 Paket Ramadhan Bahagia (PRB) bagi dhuafa dan anak yatim yang tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

"Kami ingin berbagi kepada dhuafa lewat makanan yang kami produksi," kata Head of Capital Garuda Food Group, Sri Utami dalam siaran persnya yang diterima, Senin, (19/6).

Paket makanan itu, ujar Sri, didistribusikan pada 18-19 Juni 2017. Dua truk berisi 680 paket yang ditampung di gudang Baznas Kebon Sirih siap didistribusikan kepada dhuafa yang tinggal sekitar kantor Garuda Food di kawasan Tanah Kusir, Jakarta Selatan. 

"Kami fokus ke empat masjid yang jadi sentra pembagian 600 paket makanan tersebut. Empat masjid itu merupakan ring satu kantor pusat sehingga jadi prioritas untuk pendistribusian," katanya.

Sisa 400 paket lainnya akan didistribusikan kepada dhuafa merujuk pada database Baznas. "Kami berharap, paket makanan itu bisa membawa kebahagiaan bagi para mustahik di Hari Raya Idul Fitri," ujar Sri.

Pihaknya, ungkap Sri, dengan Baznas ingin bekerjasama yang lebih luas dalam mekanisme program Corporate Social Responsibility (CSR). Sasaran program tetap sama yaitu para mustahik.

"Setelah kegiatan ini, kami harap kerja sama bisa berlanjut di masa depan dalam mekanisme program CSR yang lebih luas," katanya.

Kepala Divisi Pendistribusian dan Pendayagunaan Baznas Efri Syamsul Bahri mengatakan, pihaknya saat ini memiliki sejumlah program untuk memuliakan mustahik di bulan Ramadhan,  terutama kaum dhuafa dan anak yatim.

"Kami membagikan santunan dan paket pendidikan melalui dana zakat yang ditunaikan oleh para muzaki ," kata Efri.

Kegiatan bagi mustahik dibawah kelola Baznas terbilang cukup banyak dan tersebar di beberapa bidang seperti kesehatan, pendidikan hingga bantuan finansial. Mustahik yang tercatat di bidang kesehatan saja ada sekitar 8 juta orang di seluruh Indonesia. 

"Kami punya data riil dari para mustahik. Setelah lebaran akan kami rancang program pemberdayaan untuk penanganan kemiskinan yang tidak bisa dilakukan dalam sekali jalan," ujarnya.