Perempuan Mesir Ini Diupah Rp 36 Ribu untuk Bangunkan Sahur

Red: Ratna Puspita

Senin 19 Jun 2017 07:22 WIB

Sejumlah anak memukul alat bunyi-bunyian seadanya saat melakukan ‘thek-thur’ (gugah sahur) di Madiun, Jawa Timur. ‘Thek-thur’ adalah tradisi membangunkan umat Islam dengan menggunakan alat musik tradisional dan melantunkan lagu atau pujian-pujian untuk makan sahur selama Ramadan. (Ilustrasi) Foto: Antara/Siswowidodo Sejumlah anak memukul alat bunyi-bunyian seadanya saat melakukan ‘thek-thur’ (gugah sahur) di Madiun, Jawa Timur. ‘Thek-thur’ adalah tradisi membangunkan umat Islam dengan menggunakan alat musik tradisional dan melantunkan lagu atau pujian-pujian untuk makan sahur selama Ramadan. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CAIRO — Dalal Abdel-Qader, seorang ibu berusia 43 tahun dari Kairo, melakukan sesuatu yang selama berabad-abad menjadi wilayah eksklusif pria. Dia menjadi mesaharaty, atau orang yang berkeliling permukiman ketika waktu sahur. 

Mesaharaty merupakan pekerjaan musiman yang berlangsung selama Ramadhan. Ini bukan pekerjaan penuh waktu (full time) dan tidak digaji. Orang yang memilih pekerjaan ini melakukannya untuk melayani komunitas mereka dan menghasilkan sedikit uang tambahan untuk tip.

Abdel-Qader, yang juga dikenal sebagai Hajjah Dalal, melakukan hal serupa para mesaharaty pria. Dia, yang memilih pekerjaan ini karean mengikuti jejak almarhum saudara laki-lakinya, memukul drum pada dini hari, dan menyanyikan kalimat-kalimat keagamaan yang berhubungan dengan Ramadhan. Dia juga memanggil nama anak-anaknya saat melewati rumah mereka di Ard el-Besary, sebuah distrik miskin di Kairo. 

Abdel-Qader, yang bekerja penuh waktu di pabrik pakaian, merasa bangga dengan pekerjaan sampingannya. Abdel-Qader juga mengaku dia melakukan pekerjaan ini untuk menghormati kenangan tentang kakaknya, Ahmed.

Anak laki-lakinya, Mahmoud, menemaninya ketika berkeliling pada pukul 03.00 sehingga dia tidak sendirian. “Pekerjaan ini tidak membutuhkan izin resmi," kata Abdel-Qader kepada Associated Press, dilansir dari Washington Post pada Senin (19/6).

Dia menambahkan persyaratan utama untuk melakukan pekerjaan ini adalah bersuara keras dan menarik. Juga, memiliki hubungan baik dengan para tetangga.  “Meski banyak orang masih terbangun pada dini hari karena Ramadhan tahun ini bertepatan dengan musim panas, mereka tetap suka nama mereka dipanggil," kata dia.

Abdel-Qader mengaku menghasilkan 50 pound Mesir (Rp 36 ribu) dari tip yang diterimanya setiap malam. "Itu bukan jumlah yang banyak, tapi uang tersebut bernilai jutaan bagi saya," ujar dia. 

Terpopuler