Jamaah Itikaf di Masjid Agung Al Azhar Terus Meningkat

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agus Yulianto

Ahad 18 Jun 2017 14:43 WIB

 Seorang jamaah membaca Alquran sdi Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta (Ilustrasi) Foto: Republika/Raisan Al Farisi Seorang jamaah membaca Alquran sdi Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir. Di malam sepuluh hari terakhir ini, umat Muslim banyak yang menghabiskan waktunya beritikaf di masjid-masjid. Mereka memanjatkan doa kepada Allah SWT sambil berharap mendapatkan lailatul qadar.

Karena itu, masjid-masjid besar pun selalu mempersiapkan diri dalam menyambut sepuluh hari ramadhan. Beberapa masjid dibuka selama 24 jam untuk melayani mereka yang ingin beriktikaf. Seperti di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Masjid ini semakin sibuk saat memasuki sepuluh hari terakhir ramadhan.

“Iktikaf sepuluh malam terakhir ramadhan yang diselenggarakan masjid Agung Al Azhar cukup mendapatkan respon baik dari jamaah,” kata Humaskom Masjid Agung Al Azhar, Donarsiyanto kepada republika, Ahad (18/6).

Donar mengakui, jamaah yang beriktikaf terus meningkat saat memasuki sepuluh malam terakhir. Di samping itu, peningkatan jamaah juga terlihat saat pelaksanaan ibadah shalat tarawih.

Menurut Donar, ada juga yang baru datang ke masjid jelang kegiatan kajian itikaf yaitu setelah shalat tarawih. Namun, terdapat perbedaan jumlah jamaah yang beriktikaf antara malam ganjil dan genap. Menurutnya, mereka lebih menyukai datang saat malam ganjil seperti malam 21, 23, 25, 27 dan 29.

“Tapi pada malam-malam genap tidak sedikit jamaah yang beritikaf,” kata Donar. Karena itu, Masjid Agung Al Azhar menyediakan ruang untuk menginap bagi jamaah yang akan beriktikaf. Disamping itu, panitia juga menyiapkan bazar makanan untuk hidangan saur. Kendati demikian, jamaah harus membeli kupun Rp 20 ribu agar mendapatkan menu sahur.

Terpopuler