Panglima TNI Buka Puasa Bersama di Grup-1 Kopassus

Red: Gita Amanda

Sabtu 17 Jun 2017 18:12 WIB

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggelar buka puasa bersama di Grup 1 Kopassus Foto: Puspen TNI Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggelar buka puasa bersama di Grup 1 Kopassus

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG-- Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menggelar buka puasa bersama ribuan umat Muslim, yang terdiri dari Prajurit TNI dan Polri, ulama, kyai, habib, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan anak yatim piatu, di Lapangan Markas Grup-1 Kopassus, Jalan Cilengon-Serang, Tamanbaru, Taktakan, Serang, Provinsi Banten, Jumat malam (16/6) lalu. Dalam sambutannya Gatot menyampaikan terima kasihnya kepada segala kinerja seluruh prajurit TNI.

Mengawali sambutannya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan ucapan terima kasih dan bersyukur kehadirat Allah SWT, karena bisa bersilaturahmi dan melaksanakan buka puasa bersama dengan seluruh prajurit TNI dan Kepolisian serta para alim ulama dan masyarakat di Provinsi Banten. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengucapkan terima kasih atas segala kinerja yang dilakukan oleh seluruh Prajurit TNI karena telah berinteraksi sangat baik dengan masyarakat, sehingga sampai saat ini institusi TNI masih mendapatkan kepercayaan dari publik.

“Berdasarkan hasil survei dari beberapa lembaga survei menunjukkan bahwa, kepercayaan masyarakat kepada TNI sangat tinggi,” ujarnya melalui siaran pers, Sabtu (17/6).

Panglima TNI menjelaskan bahwa, sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dahulu kala, seperti perjuangan oleh Pahlawan Teuku Umar, Cut Nyak Dien, Tuanku Imam Bonjol, Sisingamangaraja ke-XII, Pangeran Diponegoro, Pattimura dan pahlawan lainnya, semuanya berjuang sendiri-sendiri dan tidak ada hasilnya, karena bersifat kedaerahan.  Tetapi begitu para ulama merapatkan barisan memacu berdirinya Budi Utomo pada tahun 1928 menyatukan semua umat untuk bersama-sama berjuang dengan Sumpah Pemuda nya, maka hanya 17 tahun berhasil merebut kemerdekaan Indonesia.

“Itu semua dapat terjadi dan tidak bisa dimungkiri, karena tanpa fatwa ulama tidak mungkin para santri bersatu dan bergotong royong. Dan waktu itu TNI belum lahir, jadi yang berjuang adalah rakyat karena tidak ada tentaranya dan dipimpin oleh para ulama, sehingga hanya 17 tahun (1928 sampai 1945) Indonesia berhasil merdeka,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Lebih lanjut Panglima TNI mengatakan bahwa, TNI dan rakyat tidak bisa dipisahkan, karena sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari peran rakyat termasuk ulama dan santri.  Setelah kemerdekaan menurutnya, para ulama dan santri ada yang kembali ke pesantrennya masing-masing, namun ada pula yang berdagang, berkarya dan sekolah. Sebagian dari mereka terpanggil untuk menjaga keamanan rakyat, maka dibentuklah Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang saat ini kita kenal dengan TNI.

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo juga mengatakan bahwa, memberi itu lebih bahagia daripada diberi.  Menurutnya, ada tiga contoh memberi, pertama, apabila kamu dalam keadaan dendam namun tidak bisa membalas tapi kamu maafkan, itu sama dengan memberi. Kedua, pada saat kamu mendoakan teman dan sahabatmu setiap saat, itupun memberi. Ketiga, saat kamu berbaik sangka kepada semua orang, itu juga memberi. 

“Mari sama-sama kita lakukan berbagi kebahagiaan dengan memberi kepada sesama, seandainya ini kita lakukan  alangkah indahnya negeri kita ini tidak ada kebencian, semuanya rukun dan damai,” ujarnya. Saat mengakhiri sambutannya Gatot mengatakan bahwa pada Bulan Suci Ramadhan waktu mustajab untuk berdoa adala pada saat sahur dan buka puasa.

Turut hadir pada acara tersebut antara lain, Gubernur Banten, para Asisten Panglima TNI, Pangdam III/Siliwangi, Kapuspen TNI, Danjen Kopassus, Kapolda Banten, para Bupati dan Walikota Provinsi Banten.

 

Terpopuler