REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ramadhan kian mendekati batas akhirnya. Namun, Ramadhan berakhir hendaknya tak membuat umat Islam kendur beribadah sebab tetap ada amalan yang bisa berlanjut di luar Ramadhan.
Dalam Kajian Dzuhur 20 Ramadhan lalu, Guru Besar Universitas Al-Azhar Kairo Mesir Syekh Muhammad Nasr Ad-Dusuqi Alabban menjelaskan, umat Islam harus tahu bahwa bila Ramadhan usai, tidak sepantasnya ibadah selama Ramadhan juga langsung berhenti begitu saja. ''Fokusnya jangan salah. Ramadhan akan pergi, tapi siapa saja yang menyembah Allah, Allah tidak akan pergi,'' kata Syekh Nasr.
Tentu, tiap Muslim ingin tahu apakah ibadahnya selama Ramadhan diterima Allah atau tidak. Terlebih saat Idul Fitri umat Islam saling mendoakan semoga Allah menerima ibadah selama Ramadhan.
Ada dua tanda ibadah seseorang selama Ramadhan diterima. Pertama, setelah seseorang taat di Ramadhan, ia meneruskan ketaatan selama Ramadhan di pasca-Ramadhan. Kedua, bila amal baik diikuti kebaikan setelahnya, itu juga tanda ibadah seseorang diterima saat Ramadhan. Ibadah punya ketentuan waktu.
Namun ada ibadah yang bisa dilakukan tanpa batas waktu, yaitu dzikrullah. Bahkan shalat sejatinya adalah dzikir. Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Jumu'ah ayat 11, bila selesai shalat perbanyaklah dzikir dalam segala kondisi. ''Dengan banyak berdzikir, akan terhindar dari kata-kata terlarang,'' ucap Syekh Nasr.
Ramadhan usai, maka zikir tak boleh berhenti. Dalam Surah Ali Imran ayat 191 Allah memerintahkan untuk menyempurnakan puasa, berdzikir, dan bertakbir. Ini berarti umat Islam harus berdzikir dengan semua cara. Bia seseorang berhaji dan kembali ke Indonesia, zikirnya juga tidak boleh berhenti.
Siapa yang telah berhaji, tidak mengatakan hal tidak berguna dan kotor, dan tidak melakukan perbuatan terlarang maka orang itu seperti bayi baru lahir. Dalam Surah al-Baqarah ayat 200 Allah menyatakan bila seseorang telah selesai berhaji, maka tetaplah ia berzikir kepada Allah sebagaimana kalian ingat orang tua dan anak-anaknya. Maka harusnya mengingat Allah lebih dari itu. ''Rasul adalah orang yang senantiasa berdzikir dalam berbagai kondisi. Maka harusnya demikianlah kita,'' ucap Syekh Nasr.
Syekh Nasr menceritakan kisah Abu Hurairah. Suatu ketika Abu Hurairah ke pasar, ia bertanya kepada para pedagang pasar bilang mengapa masih sibuk di pasar padalah di masjid sedang bagikan harta warisan dari Rasulullah. Mendengar itu, mereka bergegas ke masjid.
Tak lama, mereka kembali dan protes kepada Abu Hurairah karena tidak menemukan hal yang disebutkan Abu Hurairah itu. Mereka mengatakan, hanya mendapati orang berzikir dan baca Alquran. Abu Hurairah mengatakan, justru itulah harta warisan sejati dari Rasulullah.