Tips Menjaga Keamanan Diri dan Properti saat Mudik

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Nidia Zuraya

Sabtu 17 Jun 2017 09:08 WIB

Rumah kosong yang ditinggal mudik penghuninya rawan jadi incaran maling. (ilustrasi) Foto: www.halosemarang.com Rumah kosong yang ditinggal mudik penghuninya rawan jadi incaran maling. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepolisian Resor Metro Tangerang kota menganjurkan masyarakat yang meninggalkan rumah ketika mudik sebaiknya menitipkan kendaraan dan rumah ke petugas keamanan. Selain itu, apabila berhadapan dengan perampok di jalan, sebaiknya masyarakat lihat dulu kekuatan mereka sebelum mencoba melawan.

"Masyarakat yang akan meninggalkan wilayah Tangerang, itu kan rumahnya kosong, ada penitipan di tempat kita. Khususnya, di wilayah Polsek dan Polres," jelas Kapolres Metro tangerang kota Kombes Pol Harry Kurniawan, Jumat (16/6).

Menurut Harry, tempat penitipan itu sudah menjadi program kepolisian setiap tahunnya. Namun, masyarakat juga harus melihat terlebih dahulu, kantor Polsek mana yang punya tingkat keamanan tinggi sebelum menitipkan kendaraannya. Jangan sampai menitip di Polsek yang kantornya kecil.

"Untuk Polsek, yang kita ambil adalah kantor Polsek yang punya keamanan. Jangan sampai titip di Polsek yang kantornya kecil, seperti di Polsek Benteng. Nitipnya di pinggir jalan, kecurian, Polisi lagi disalahin," kata Harry.

Harry pun meberikan contoh kantor Polsek mana yang memiliki tingkat keamanan yang baik. Di wilayahnya, kantor Polsek Karawaci dinilai memiliki tingkat keamanan yang oke.

Selain itu, kantor Polsek Jatiuwung dan Polres Metro Tangerang Kota juga dianggap baik tempat dan keamanannya. "Di Karawaci itu tempatnya luas, keamanannya juga oke. Di Polres juga tempatnya bagus, begitu juga dengan Jatiuwung. Ada beberapa tempat yang sudah kita siapkan," sambung Harry.

Perihal rumah yang ditinggalkan oleh para pemudik, Harry menyarankan untuk dititipkan ke petugas keamanan setempat atau Kamptibmas. Kepolisian akan melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mengecek dan mensosialisasikan hal tersebut.

"Rumah-rumah kosong itu, kita selain nanti akan menyampaikan ke mereka, kita sampaikan juga 'tolong rumahnya kosong dititipin ke security atau kamptibmas'," ungkap Harry.

Selain berpesan tetnang keamanan saat mudik nanti, Harry juga memberikan tips kepada masyarakat apabila berhadapan perampok di jalan. Menurutnya, kita harus lihat terlebih dahulu kekuatan fisik masing-masing sebelum mencoba melawan.

"Misalnya seorang perempuan menghadapi (perampok) laki-laki. Sehebat-hebatnya perempuan menghadapi laki secara fisik menang siapa? apakah dapat dilawan? Tapi, kalau dirasa akan menang, lakukan itu. Kalau tidak bisa, lebih bagus menghindar," ucap Harry.

Menghindar di situ bukan berarti kita merelakan apa yang para perampok itu ingingkan. Harry menjelaskan, kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan. Ia pun mencontohkan kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Karawaci, Tangerang.

"Contoh yang di Karawaci. Rumahnya kosong, orang akan melakukan itu. Sama juga seperti di jalan-jalan. Hindari tempat sepi," kata Harry.

Pada prinsipnya, sambung dia, pada saat diketahui orang yang melakukan kejahatan pasti ada perasaan bersalah dan takut. Setiap pelaku kejahatan juga tahu, melakukan kejahatan itu melakukan perbuatan yang salah di mata hukum.

"Jarang sekali ada kelompok yang mau melakukan perbuatannya, tiba-tiba dia masuk kerumah lalu kabur. Itu sama saja dia menyerahkan nyawa," ujar dia.

Harry juga menerangkan, jika pelaku tersebut mempersiapkan kejahatannya, maka dia akan mempersiapkan diri untuk mengamankan dirinya. Oleh sebab itu, tidak sedikit pelaku pencurian dengan kekerasan yang mempersiapkan diri dengan senjata.

"Ada kelompok pelaku yang memang pada saat berhadapan dengan korbannya, mereka tidak segan-segan akan menyakiti korban. Bahkan, bisa menghilangkan nyawa korbannya," jelas Harry.

Harry melanjutkan, di samping itu ada juga kelompok penjahat yang saat berhadapan dengan korban, mereka lebih memilih untuk menghindar. Kelompok-kelompok seperti ini, kata Harry, banyak jumlahnya. "Yang paling penting, bisa menghubungi polisi terdekat atau satpam," tutur Harry.

Terpopuler