REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur’an Nusantara bimbingan KH Yusuf Mansur sudah berdiri di Gaza, Palestina sejak akhir 2013. Adanya rumah tahfizh berawal dari halaqah atau group anak-anak Palestina hafizh Qur’an yang dibentuk PPPA.
Beberapa bulan kemudiaan, pembangunan gedung rumah tahfizh berlantai tiga pun terlaksana. Alhamdulillah, Pegiat Kemanusiaan untuk Palestina dari Indonesia, Abdillah Onim dan istrinya di Gaza Utara, Palestina mewakafkan tanahnya untuk dibangun rumah tahfizh.
Masyarakat Palestina begitu antusias dengan kehadiran Rumah Tahfizh Daarul Qur'an Nusantara. Dari hanya memiliki 60 santri, kini setelah kurikulum dan cara cepat menghafal Alqur'an tersebar luas, santri pun semakin bertambah menjadi 220 santri.
Setiap harinya anak-anak Gaza, Palestina berbondong-bondong datang ke Rumah Tahfizh Daarul Qur'an Nusantara untuk mengaji, menghafal dan menyetor hafalan. Di bawah bimbingan sepuluh guru dari berbagai macam ilmu mulai doktor sampai magister ahli tafsir Qur'an dan syariah, para santri dibekali ilmu agama dan diajarkan menghafal hadits syarif.
Kehadiran Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur'an di Gaza turut berperan dalam mencetak semakin banyak generasi Qur’aniyah, hafizh Qur’an dan berakhlak terpuji. Empat tahun sudah rumah tahfizh berdiri di Gaza dengan jumlah santri 220 orang.
"Alhamdulillah, 40 orang anak-anak Palestina berhasil hafal Qur’an 30 Juz. Mayoritas dari mereka memiliki hafalan mulai dari 10 Juz hingga 25 Juz," ujar Abdillah Onim yang juga merupakan Ketua Koordinator Daarul Qur'an Nusantara di Jalur Gaza.
Bertepatan pada 20 hari bulan suci Ramadan, seperti di tahun-tahun sebelumnya Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur'an Gaza rutin mengadakan kegiatan keagamaan di Palestina. Salah satunya adalah gelaran buka puasa bersama, Rabu (13/6).
Acara buka puasa yang dihadiri ratusan anak-anak, tetangga dan pembimbing Daarul Qur'an Gaza ini dilaksanakan di halaman rumah tahfizh. Mulai dari sebelum Maghrib mereka telah berkumpul dan begitu khusyuk membaca Alqur'an.
Menu yang disajikan pada buka puasa bersama kali ini adalah kurma, air mineral dan soft drink. Seluruh warga Gaza yang datang pun diberi coklat dan buka besarnya adalah nasi dan ayam.
"Perlu kami sampaikan bahwa warga dan santri mayoritas adalah mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu (fakir), ada dari mereka adalah anak yatim juga berasa dari keluarga tidak mampu. Nah dengan ini menjadikan kita memiliki ladang beramal sedekah untuk hafizh Qur’an di Palestina," tutur Abdillah Onim.
Para santri dan santriwati sangat bahagia diajak buka puasa bersama. Tentu dengan kegiatan rutin keagamaan seperti ini, mereka pun semakin termotivasi untuk terus belajar dan mengkaji Alqur’an.
"Ucapan terima kasih khusus dari anak-anak Palestina kepada para donatur, teman-teman Rumah Tahfizh PPPA Daarul Qur'an di Indonesia khususnya kepada KH Yusuf Mansur atas peranan dalam mencetak generasi Palestina hafizh Qur’an," ujar Abdillah Onim.