Meraih Lailatul Qadar

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Agung Sasongko

Jumat 16 Jun 2017 15:30 WIB

Ramadhan Foto: IST Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam di dunia tengah melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Berbagai macam cara mereka lakukan guna meningkatkan ibadah di bulan ini. Me reka sadar betul jika Ramadhan merupakan bulan terbaik di antara bulan-bu lan lainnya.

Di bulan Ramadhan pula Muslim berlomba-lomba meraih Lailatul Qadar. Malam ini diyakini sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sebab itu, ada banyak kegiatan ibadah yang umat Muslim lakukan guna mendapatkan sa lah satu keistimewaan Ramadhan tersebut.

Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri da lam kajian Ramadhan, di Masjid Agung Al Azhar, Kebayoran Baru, Ahad (11/6) memaparkan malam istimewa di bulan Ramadhan, yaitu Lailatul Qadar. "Allah menjelaskan, satu malam itu lebih baik di sisi Allah dibandingkan seribu bulan," ujar ustaz Muhammad.

Malam istimewa tersebut, menurut ustaz Muhammad, seharusnya tidak disia-siakan oleh umat Islam. Mereka harus mempunya semangat meraih keistimewaan tersebut dengan cara meningkatkan ibadah. Misalnya dengan memperbanyak membaca Alquran dan shalat. Selain itu, dianjurkan untuk mem perbanyak silaturahim dan infak.

Ustaz Muhammad mengungkapkan, ma laikat akan turun ke bumi pada ma lam tersebut. "Mereka akan mengamin kan doa-doa yang kita panjatkan. Ma laikat meminta agar Allah mengabulkan doa kita," kata ustaz Muhammad.

Ia menambahkan, Lailatul Qadar merupakan malam keselamatan bagi umat Muslim. Itu artinya, umat Muslim akan lepas dari gangguan setan dalam menjalankan ibadah. Namun, katanya, mereka hanya akan menghadapi hawa nafsu diri sendiri. Kendati demikian, lan jut ustaz Muhammad, tidak ada penjelasan secara pasti turunnya Lailatul Qa dar. Ia menyebut, terdapat sekitar sembilan sampai sepuluh pendapat terkait waktu Lailatul Qadar.

Pendapat-pendapat mengenai Lai la tul Qadar tersebut, yaitu Lailatul Qadar akan jatuh dalam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Menurut Ustaz Muhammad, umat Islam tidak perlu memusingkan tentang perbedaan pendapat terkait Lailatul Qadar jatuh pada malam ganjil atau genap. Sebab, hal tersebut terdapat banyak pendapat dari para ulama. "Saran saya tidak perlu memusingkan genap atau ganjil," ustaz Muhammad menegaskan. Ustaz Muhammad menilai terlalu mengambil resiko jika hanya terpaku kepada salah satu pendapat terkait wak tu turunnya Lailatul Qadar tersebut.

Umat Islam pun dianjurkan agar me mandang di semua malam itu mempunyai potensi turunnya Lailatul Qadar. Kendati demikian, ustaz Muhammad mengakui mendapatkan Lailatul Qadar bukan hal yang mudah. Usaha dalam mencari keutamaanya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Selain Ra sulullah, tidak ada yang mengerti cara mendapatkannya.

Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan Aisyah bahwa ia hanya menunjukkan sikap saat menghadapi sepuluh malam terakhir Ramadhan. Menurut Aisyah, Rasulullah selalu mengencang kan tali ikat pinggang di malam-malam tersebut. Menurut Ustaz Muhammad, mengencangkan ikat tali pinggang mengandung makna yang tersirat. Ustaz Muhammad menilai, hal itu mengandung makna Rasulullah berjuang dengan sungguh-sungguh mendapatkan Lailatul Qadar di sepuluh hari terakhir Rama dhan.

Rasulullah menunjukkan semangat yang lebih dibandingkan hari-hari se be lumnya. Rasulullah lebih meningkatkan ibadahnya. "Ibadah kita harus lebih semangat lagi," ucap ustaz Muhammad. Selain itu, ustaz Muhammad juga menganjurkan umat Muslim memperbanyak iktikaf pada malam-malam terakhir Ramadhan. Di situ, mereka diharapkan meningkatkan ibadah dan fokus membaca Alquran.

Selain itu, umat Islam dianjurkan meminimalkan aktivitas yang bersifat duniawi. Menurut ustaz Muhammad, seseorang yang meninggalkan urusan duniawi untuk beribadah akan mendapatkan keuntungan di akhirat. Ustaz Muhammad menambahkan, umat Islam tidak perlu mengkhawatirkan akan mendapatkan kesusahan apabila meninggalkan urusan duniawi untuk tujuan ibadah. Cara lainnya yang bisa dilakukan agar mendapatkan Lailatul Qadar, yaitu dengan memperbanyak berdoa.

Kemudian, Muslim juga dianjurkan berpenampilan baik saat malam-malam terakhir. Hal tersebut selalu dilakukan oleh para ulama terdahulu. Termasuk mengajak keluarganya untuk bersamasama meraih Lailatul Qadar. "Kita tidak akan merasakan nikmat syawal jika tidak khusnul khotimah di sepuluh terakhir," ucapnya.

Terpopuler