REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa selama bulan Ramadhan baik untuk kesehatan. Ketika tubuh kekurangan makanan, tubuh mulai membakar lemak untuk menghasilkan energi, sehingga puasa bisa menurunkan berat badan berlebih. Ahli anestesi dari Oxford, Dr Razeen Mahroof mengatakan ada hubungan kuat antara puasa, diet, dan kesehatan.
"Ramadhan bukan semata dianggap bulan terbaik untuk menurunkan berat badan, sebab aspek spritual lebih ditekankan dibanding aspek kesehatan. Namun, bulan ini adalah kesempatan emas untuk mendapatkan manfaat fisik," katanya, dilansir dari NHS.uk, Kamis (15/6).
Perubahan yang terjadi dalam tubuh selama berpuasa bergantung pada lama berpuasa. Tubuh biasanya menahan lapar dan haus delapan jam atau lebih setelah makan sahur. Ketika usus selesai menyerap nutrisi makanan, glukosa tubuh yang disimpan dalam hati dan otot akan menjadi sumber energi utama tubuh. Jika glukosa habis selama menahan lapar dan haus, maka lemak sebagai cadangan menjadi sumber energi tubuh berikutnya.
Mahroof mengatakan penggunaan lemak untuk energi membantu menurunkan berat badan. Ini mempertahankan otot dan akhirnya mengurangi tingkat kolesterol, mengurangi risiko diabetes, dan tekanan darah tinggi.
Makanan seimbang dan asupan cairan cukup sangat penting selama berpuasa. Ginjal bekerja efisien menjaga cairan tubuh dan garam, seperti natrium dan kalium. Untuk mencegah kerusakan otot, makanan yang dikonsumsi selama berpuasa hendaknya mengandung energi cukup, khususnya karbohidrat dan lemak.
"Cara diet saat berpuasa mirip dengan diet harian di luar puasa. Anda tetap menjaga asupan seimbang dengan proporsi tepat antara karbohidrat, lemak, dan protein. Jika tak berhati-hati, makanan yang Anda makan saat berbuka dan sahur justru bisa meningkatkan berat badan," ujarnya.
Mahroof mengatakan seseorang harus tetap makan dua kali sehari, yaitu saat sahur dan berbuka. Menunya adalah buah, sayuran, roti, sereal, kentang, daging, ikan dan alternatifnya, susu, dan atau produk susu.
Makanan yang sebaiknya dihindari adalah makanan yang dibakar, makanan berat olahan dari tepung-tepungan, dan makanan berlemak tinggi. Minuman berkafein, seperti teh, kopi, dan kola sebaiknya dihindari. Kafein bersifat diuretik dan merangsang tubuh kehilangan banyak cairan melalui buang air kecil. Makanan sahur sebaiknya ringan, seperti roti, salad, sereal terutama gandum, atau roti panggang.