REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dalam Alquran, Allah menyampaikan sejumlah ancaman untuk kelalaian. Namun pada bagian lain, Allah juga memberikan keringanan bagi manusia.
Dalam tausiyahnya di peringatan Nuzulul Quran di parkir selatan Islamic Center NTB, Rabu (14/6), TGH Fahrurozi mengatakan, dalam Alquran surat al-Maun, Allah menyebut celakalah orang yang lalai dalam shalat. Bila seorang hamba shalat namun isi kepalanya masih sibuk dengan yang lain, ia tidak khusyuk menghadap Allah.
Dalam sebuah kisah, Rasulullah pernah menawarkan hadiah 100 ekor unta bagi sahabat yang bisa shalat khusyuk dua rakaat tanpa memikirkan hal lain. Ali bin Abi Thalib lalu mengajukan diri. Rakaat satu berhasil Ali lakukan dengan khusyuk.
''Rakaat ke dua pun Ali nyaris khusyuk sempurna jika saja dalam kepalanya tak terlintas tentang hadiah 100 ekor unta sebelum ia mengakhiri shalatnya dengan salam,'' kata TGH Fahrurozi.
Ancaman azab juga diberikan kepada mereka yang mengumpat dan mengejek. Aisyah pernah mengejek Safiyah dan Rasul tidak suka. Ancaman bagi mereka yang mengumpat seperti dalam surat al Humazah adalah jahanam.
Di surat al-Baqarah ayat 284, semula Allah menetapkan apapun yang terlintas di hati, Allah akan hisab. Terlintas maksiyat di hati, maka tercatat sebagai maksiat.
Sahabat mengadukan diri. Mereka sudah melakukan ibadah yang mereka mampu sesuai perintah lalu ada ayat akhir al-Baqarah dan mereka merasa berat.
Rasul bertanya apakah mereka hendak melakukan hal yang sama dengan kaum Nasrani dan Yahudi yang mau mendengar ayat Allah tapi tidak taat. Rasulullah meminta agar sahabat lebih baik mengatakan mereka dengar dan mereka taat lalu meminta ampunan Allah atas kelemahan mereka. ''Karena manusia tidak mampu melakukan semua hal,'' ucap TGH Fahrurozi.
Mengetahui itu, Allah menurunkan surat al-Baqarah ayat 285 dan 286 bahwa Allah tidak membebani manusia melampaui kesanggupannya. Sejak itu, surat al-Baqarah ayat 284 masih tetap ada tapi hukumnya sudah tidak berlaku.