Jaga Semangat Shalat Berjamaah Selama Ramadhan

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto

Rabu 14 Jun 2017 15:45 WIB

 Warga melaksanakan shalat tarawih hingga bahu jalan di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (29/5). Foto: Republika/Prayogi Warga melaksanakan shalat tarawih hingga bahu jalan di Kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, Senin (29/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semangat beribadah dan shalat berjamaah umat Islam sangat menggebu-gebu di awal bulan Ramadhan. Tapi, ada yang semangat shalat berjamaahnya mulai mengendur di pertengahan Ramadhan. Sejumlah masjid juga mengalami pengurangan jamaah di pertengahan Ramadhan ini.

Sekretaris Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Ustaz Mulyadi mengatakan, di pertengahan bulan Ramadhan ada penurunan jamaah Masjid Agung Sunda Kelapa. Memang tidak seperti saat awal memasuki bulan Ramadhan, semangat berjamaah sangat nampak terlihat dari banyaknya saf yang melaksanakan shalat.

Dikatakan Ustaz Mulyadi, meski ada penurunan jumlah jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah. Akan ada peningkatan lagi di akhir Ramadhan. "Nanti sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan jamaahnya akan banyak lagi, banyak yang melakukan itikaf," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (14/6).

Dia menjelaskan, sama seperti Ramadhan sebelumnya, pada sepuluh hari terakhir, biasanya banyak yang melakukan itikaf di Masjid Agung Sunda Kelapa. Mereka yang melakukan itikaf biasanya mulai jam 24.00 WIB sampai menjelang sahur.

Ustaz Mulyadi berpesan, seharusnya kebiasaan sholat berjamaah di masjid dari awal sampai akhir Ramadhan tetap dijaga. Jangan sampai ibadah di bulan Ramadhan hanya menggebu-gebu di awal, lemas di pertengahan dan bergairah di akhir Ramadhan.

"Sebetulnya tidak begitu, dari awal sampai akhir Ramadhan seharusnya dijaga ibadahnya supaya kita mendapatkan puasa yang sempurna," ujarnya.

Dia menyarankan, jamaah sebaiknya tidak sekedar mengejar lailatul qadar di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Sebab, menurutnya untuk mendapatkan lailatul qadar harus beribadah dengan sungguh-sungguh dari awal sampai akhir Ramadhan.

Disampaikan dia, memang tidak menyalahkan orang-orang yang hanya mengejar lailatul qadar di sepuluh hari terakhir Ramadhan. "Tapi alangkah baiknya kalau dari awal sampai akhir Ramadhan kualitas ibadahnya tetap sama, akan lebih baik," tuturnya.

Terpopuler