Tahfidz Jadi Sarana Bahagiakan Orang Tua

Rep: FUJI PRATIWI/ Red: Ilham Tirta

Rabu 14 Jun 2017 15:01 WIB

Lomba Tahfidz Alquran (ilustrasi). Lomba Tahfidz Alquran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Peserta lomba tahfidz Alquran di Pesona Khazanah Ramadhan memotivasi diri untuk menghafal Alquran sebagai sarana membahagiakan orang tua. Perlombaan sendiri dijadikan sarana untuk menambah pengalaman.

Salah satu peserta Lomba Tahfidz Pesona Khazanah Ramadhan, Wafidatudzakiyah ingin segera menyelesaikan hafalan 30 juz agar bisa membahagiakan orang tuanya. ''Supaya jadi penolong ke surga dan supaya tambah banyak yang menghafal Alquran,'' kata Wafi di sela-sela Lomba Tahfidz di Selasar Selatan Lantai Dasar Masjid Hubbul Wathan, Rabu (14/6).

Kepada anak-anak muda, ia mengajak untuk sering membaca Alquran dan jangan melupakan Alquran. Dengan sering-sering membaca, akan lancar dan memudahkan menghafal Alquran. Wafi juga menyarankan agar terjemahan Alquran turut dibaca. ''Kalau belum lancar tidak usah malu, harus tetap semangat agar bisa jadi keluarga Allah,'' kata Wafi.

Dalam Lomba Tahfidz ini, santri Pesantren Al Aziziyah, Gunung Sari Lombok Barat itu mendaftar di kelompok tahfidz 10 juz dari juz 1 hingga juz 10. Ia sempat kaget saat tahu didaftarkan pesantrennya. Karena persiapannya sangat singkat, hanya dua malam. ''Tidak menang ya tidak apa-apa, ini untuk tambah pengalaman,'' kata Wafi.

Wafi mengaku hafalan 10 juz Alquran dilakukan selama hampir setahun ini di pesantren. Dulu sebelum menjadi santri, ia hanya hafal juz 30. Ia menambah hafalan setelah kajian kitab malam hari. ''Tambah hafalan sendiri, usaha sendiri, harus ada kesadaran,'' kata Wafi.

Seberapa banyak tambahan hafalan tergantung semangat. Tapi, Wafi sendiri mendorong dirinya untuk menghafal sekurang-kurangnya satu halaman per hari. Kalau sedang sangat semangat, ia bisa menghafal sampai setengah juz.

Sepulang sekolah dan istirahat, pukul 14.30-17.30 WITA, Wafi akan menghafal Alquran melalui halaqah yang berisi sekitar 15 orang dengan satu orang penyimak. Kemudian tiap Senin dan Kamis, mereka akan menyetor hafalan kepada ustadzah dengan mengulang hafalan sebanyak tiga kali. ''Supaya ingat terus, hafalannya dibaca saat shalat malam,'' kata Wafi.

Siswi kelas 8 MTS Aziziyah Lombok Barat, Dian Herlin Hudairi mengatakan, motivasinya menghafal Alquran adalah agar membahagiakan orang tua dan bisa memberi mahkota kelak di surga. Apalagi perjuangan orang tua sudah luar biasa.

Ia menyemangati mereka yang sedang terus menambah hafalan Alquran seperti dirinya. Kuncinya, kata Dian, sering murajaah. Sebab kalau sudah hafal Alquran, hati jadi tenang dan insyaa Allah selamat dunia akhirat. ''Sempatkan mengaji walau sedikit,'' kata Dian.

Dian sendiri mengikuti Lomba Tahfidz kelompok satu juz, yakni juz 1. Ia mengaku senang bisa ikut lomba ini karena jadi punya pengalaman.

Dian mulai menghafal Alquran sejak masuk pesantren pada 2016. Ia menambah hafalan dengan sering-sering mengaji dan kalau sudah hafal baru disetor. Dian paling sedikit menghafal satu halaman sehari. Ia biasanya mulai membaca-baca ayat yang akan dihafal pada pagi hari lalu mulai menghafalkannya setelah isya dan mengulangnya saat subuh.

''Biar tidak lupa sering murajaah dan diamalkan dalam bacaan shalat dan kegiatan sehari-hari,'' ucap Dian. Dian sudah selesai menghafal 30 juz, dan ingin jadi penyimak bacaan Alquran dan terus mengamalkan Alquran dalam urusan dunia.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, ada 50 anak yang mengikuti lomba Tahfidz Alquran ini. Mereka semua berasal dari satu pondok pesantren, Pesantren Aziziyah. ''Peserta dari Pesantren Aziziyah saja karena mereka punya program tahfidz,'' kata Faozal.

Tahfidz Alquran dan khataman Alquran ini bagian dari rangkaian peringatan nuzulul Alquran yang puncaknya akan diisi ceramah agama di halam selatan Islami Center pada Rabu (14/6), malam. Persiapan nuzulul Alquran sendiri hampir rampung.

Terpopuler