REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah momen bagi umat Islam untuk melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Selain umat Islam, puasa juga dilakukan oleh beberapa kelompok umat lain diantaranya seperti Yahudi, Kristen, dan Hindu meski dalam kaidah yang berbeda.
Selain untuk beribadah, banyak orang yang memanfaatkan puasa untuk alasan kesehatan. Salah satunya, puasa dilakukan untuk mengurangi berat badan yang berlebih. Berat badan berlebih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardio.
Dikutip dari The Strait Times, saat makan, tubuh akan menyimpan gula dalam bentuk glikogen. Ketika tubuh tidak lagi diasupi makanan, maka tubuh akan memanfaatkan cadangan glikogen. Ketika seluruh cadangan glikogen sudah digunakan, tubuh mulai membakar lemak untuk menghasilkan energi. Menurut pakar diet dari Raffles Diabetes & Endocrine Centre, Bibi Chia, pembakaran lemak inilah yang berdampak pada pengurangan berat badan.
Hal senada disampaikan oleh konsultan senior dari RS Tan Tock Seng Dr. Abdul Shakoor S.K, melakukan puasa rutin setiap hari atau dua kali dalam seminggu menunjukkan adanya pengurangam berat badan orang-orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Selain itu, puasa juga dapat menurunkan risiko penyakit metabolisme dan kardiovaskular baik pada penderita obesitas maupun yang tidak.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap hewan, Dr. Shakoor mengatakan puasa berdampak pada usia hidup yang lebih panjang. Penelitian juga menunjukkan puasa dapat mencegah atau memperlambat penyakit serangan jantung, diabetes, kanker, stroke dan gangguan neurologi.