REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Kepolisian Resort Garut memetakan potensi gangguan dalam penyelenggaraan arus mudik Lebaran tahun ini. Setidaknya empat hal yang dipertimbangkan yaitu pengadaan jalur satu arah, potensi longsor, bengkel mobile dan pungli.
Kapolres Garut AKBP Novri Turangga mengusulkan penjadwalan cara bertindak (CB) one way dalam mengatasi potensi kemacetan ketika musim mudik Lebaran tahun ini. Dengan rencana itu, maka CB one way tak harus menunggu macet lebih dulu untuk diterapkan.
Sebab ia menilai CB one way tanpa penjadwalkan tidak berlaku efektif ketika harus menunggu terlebih dahulu ekor kendaraan di salah satu titik tertentu. Ia mengusulkan CB one way dengan jadwal tertentu sehingga bisa menjadi salah satu solusi sebagai pengurai kemacetan yang selama ini terjadi di berbagai ruas jalan di Garut.
“Jadi itu baru rencana dan akan kami usulkan ke Polda Jabar karena akhirnya hal itu menjadi kebijakan Polda dan juga karena melibatkan beberapa kabupaten seperti Garut, Bandung, dan Tasikmalaya. Jadi intinya maksud kami mengurai tanpa harus menunggu macet, dan untuk penjadwalan ini tentu kami akan melihat harinya, misalnya H-7 dengan H-2 tentu akan berbeda jumlah one way yang akan dilakukan,” katanya pada wartawan.
Selain kemaceten, ia merasa pungutan liar (pungli) di sejumlah lokasi yang dilewati oleh kendaraan angkutan umum turut menjadi masalah dalam periode mudik kali ini. Guna mengatasinya, Polres Garut menyebar anggota polisi ke sejumlah titik lokasi rawan pungli supaya arus lalu lintas tidak terganggu. “Kami akan kedepankan fungsi Resmob untuk menyikapi aksi kriminaitas,” ujarnya.
Potensi bencana longsor ikut dipertimbangkan. Menurutnya, sejumlah rute mudik di selatan Garut terbilang rawan longsor. Langkah antisipasinya adalah menyiagakan alat berat untuk evakuasi ketika bencana longsor terjadi.
“Ancaman lainnya selama mudik ini adalah longsor, tapi kan kami tidak tahu titik mana saja yang akan terjadi longsor, tapi semoga saja tidak ada kejadian longsor di jalur mudik. Namun kami akan tetap menyiagakan alat berat di sejumlah titik di wilayah Garut untuk mengantisipasi hal tersesebut sehingga tidak harus menunggu longsor dulu baru berangkat alat beratnya,” jelasnya.
Adapun ketika kerusakan kendaraan pemudik terjadi di tengah jalan, ia akan berkoordinasi dengan bengkel guna menyiapkan bengkel mobile. Sehingga para pemudik tak perlu repot mencari bengkel.
“Untuk mengantisipasi tersendatnya arus lalu lintas akibat adanya kendaraan yang mengalami permasalahan pada mesin dan lainnya sehingga menyebabkan mogok, kami akan berkoordinasi dengan pemilik bengkel. Jadi bukan harus membuka bengkel di jalur mudik, tapi lebih ke bengkel mobile namun menggunakan motor sehingga tidak terjebak macet,” jelasnya.