Jalur Alternatif di Jawa Barat untuk Mudik

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Yudha Manggala P Putra

Selasa 13 Jun 2017 18:25 WIB

Mudik bersama keluarga/ilustrasi Foto: Republika/Prayogi Mudik bersama keluarga/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan jumlah masyarakat yang akan mudik pada musim Lebaran 2017 ini berkisar 19,4 juta orang. Dengan prediksi kenaikan pemudik ini maka potensi kemacetan sangat besar.

Staf khusus Kemenhub Mayjen A Buyung Lalana mengatakan berbagai upaya disiapkan mengantisiasi kemacetan yang terjadi di jalur-jalur utama. Salah satunya mengarahkan dan mengimbau masyarakat lewat jalur alternatif terutama di Jawa Barat.

"Banyak pergerakan yang akan terjadi di jale mudik. Pesan dari Pak Menteri supaya di Jawa Barat gunakan jalan alternatif untuk mengurangi kemacetan," kata Buyung usai menjadi inspektur upacara dalam Apel Gelar Pasukan Angkutan Lebaran 2017/1438 H di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (13/6) sore.

Buyung mengatakan Dinas Perhubungan Jawa Barat sudah mempersiapkan jalur alternatif. Di samping kesiapan jalur utama untum menampung pemudik yang akan pulang ke kampung halaman.

 

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan pihaknya sudah menyiapkan jalur alternatif yang bisa digunakan pemudik. Sehingga kemacetan di jalur utama bisa diminimalisir. Dedi menuturkan terdapat sejumlah jalur alternatif yang bisa digunakan masyarakat. Seperti di jalur tengah dan jalur selatan Jawa Barat

"Jalur alternatif untuk tengah Sabang, Kalijati (Subang), Cikamurang, Cijelag, Tomo, Kadipaten kemudian masuk ke jalur tengah jalur Bandung - Cirebon," kata Dedi kepada wartawan di lokasi yang sama.

Selain itu, masyarakat juga bisa menggunakan jalur alternatif di selatan yang biasanya padat melalui Nagrek dan Limbangan. Dedi menyebutkan pemudik bisa diarahkan menggunakan jalur dari Kabupaten Bandung yakni Gedebage, Rancaekek, menuju Majalaya, Cijapati, Kadungora hingga ke Leles masuk di jalur selatan.

Meski demikian, ia tidak menganjurkan jalur alternatif digunakan oleh angkutan umum yang berkapasitas besar. Lebih diutamakan jalur ini digunakan untuk pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.

"Jalur alternatif kita tidak berikan bis yang melintas. Karena bisnya ada yang asal Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra yang tidak terlalu hapal geometrik jalan alternatif, jalannya kan turunan tanjakan. Khawatir orangnya belum tentu bisa mengendarai," tuturnya.

Pihaknya mendeteksi ada 52 titik kemacetan di jalur utama di seluruh Jawa Barat. 17 titik di jalur utara, 18 titik jalur tengah dan 17 titik kemacetan jalur selatan. Namun, kata dia, secara keseluruhan pihaknya bersama stakeholder terkait sudah mempersiapkan dengan matang masa angkutan lebatan ini. Mulai dari sarana prasarana serta pengecekan angkutan kendaraan.