Nuansa Pesantren di Pondok Ramadhan BMI Hong Kong

Red: Agung Sasongko

Selasa 13 Jun 2017 01:16 WIB

Pondok Ramadhan di Hong Kong Foto: Istimewa Pondok Ramadhan di Hong Kong

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusuri Victoria Park Hong Kong, Ahad (11/6) sore kemarin serasa berada di lingkungan pesantren. Jelang waktu berbuka puasa, jalanan mulai dari Causeway Bay di dekat KJRI Hong Kong, dipenuhi buruh migran Indonesia (BMI) yang berjilbab rapi bak para santri.

Puluhan halakah, mulai yang kecil hingga besar, mengelilingi taman yang paling ramai dan strategis di kawasan Hong Kong itu. Halakah itu berasal dari kumpulan majelis taklim BMI yang sore itu mengadakan buka puasa bersama.

Benar-benar mirip pesantren. Sama sekali tak terasa kalau sedang berada di negara yang mayoritas penduduknya non-Muslim. Tak ada pengawasan dan pemantauan dari aparat keamanan setempat. Semua dibiarkan berjalan normal dan khidmat.

Tentu saja hal itu menjadi pemandangan yang menarik perhatian dari masyarakat sekitar. Tak ada risih sedikit pun dari warga setempat yang lalu-lalang di sekitar kawasan itu. Bahkan, tampak sebagiannya malah mengabadikan berbagai kegiatan BMI itu dalam jepretan foto dan rekaman video.

Di antara puluhan halakah yang hari itu mengadakan buka bersama, kegiatan yang diadakan oleh Dompet Dhuafa (DD) Hong Kong tampak yang paling meriah dan paling banyak pesertanya.

“Tak kurang dari 400 BMI ikut dalam kegiatan Pondok Ramadan kali ini. Mereka datang hampir dari seluruh Hong Kong dan berasal tidak kurang dari 14 majelis taklim, mitra dan binaan DD Hong Kong,” jelas Mohammad Ilham, Direktur DD Hong Kong.

Pada kegiatan itu, DD Hong Kong menghadirkan Ustaz Dr. Moch. Syarif Hidayatullah yang merupakan Kepala Program Studi Tarjamah Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, dan Ustaz Suhendi Al-Khattab, M.Pd.I. sekretaris IKADI Kota Bogor.

Syarif menuturkan bahwa sebelum ke Victoria Park, dia mengisi kegiatan Pondok Ramadan di kawasan Hang Hau. Pemandangan yang kurang lebih sama juga dilihatnya di sana. Nuansa pesantren yang paling kental dan mengejutkan dilihat Syarif saat mengisi kegiatan yang sama di Tsim Sha Tsui Kowloon.

Lautan manusia yang membentuk halakah-halakah di belakang Masjid dan Islamic Center Kowloon, membuat merinding. Halakah-halakah dalam berbagai kegiatan, mulai pengajian, setoran tahfiz, tahsin, hingga belajar Iqra, memadati taman yang sebetulnya adalah menjadi bagian dari fasilitas umum kota itu.

“Saya benar-benar merasa sedang berada di suatu pesantren besar. Mungkin seperti berada di Pesantren Gontor atau pesantren-pesantren besar di Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tutur Syarif yang merupakan dai yang dikirim Corps Dompet Dhuafa (Cordofa) untuk berdakwah di Hong Kong dan Macau selama Ramadan ini.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Suhendi yang hari itu berdakwah di Tung Chung dan Causeway Bay. “Semoga semangat keberislaman di bulan Ramadan ini terus dipegang oleh BMI kita, meskipun mereka hidup di negeri non-” kata Suhendi penuh harap.

Terpopuler