Selain Takwa, Puasa Menyadarkan Pengawasan Allah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto

Senin 12 Jun 2017 18:30 WIB

Guru besar Universitas Al Azhar Mesir Syekh Muhammad Nasr Addusuqi Al- Abbani tengah memberikan tausyiah tadi siang di Masjid Hubbul Wathan, NTB , Ahad (11/6). Foto: Republika/Irwan Kelana Guru besar Universitas Al Azhar Mesir Syekh Muhammad Nasr Addusuqi Al- Abbani tengah memberikan tausyiah tadi siang di Masjid Hubbul Wathan, NTB , Ahad (11/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tujuan puasa adalah membentuk hamba yang takwa. Di samping itu, puasa juga menumbuhkan kesadaran hamba akan pengawasan Allah.

Dalam Kajian Dzuhur di Masjid Hubbul Wathan pada Senin (12/6), Guru Besar Ilmu Hadis Universitas Kairo Mesir Syeikh Muhammad Nasr Ad-Dusuqi Al-Abbani mengatakan, puasa mengajarkan manusia untuk bertakwa. Nabi mengajarkan manusia yang berpuasa untuk tidak berkata kotor dan melakukan pekerjaan seperti orang jahiliyah.

"Maka puasa mengajarkan manusia untuk menyucikan jiwa," kata Syeikh Nasr.

Kalau ada yang berusaha melakukan hal tidak baik, katakan padanya, "Saya sedang berpuasa". Maksudnya adalah puasa melarang seorang Muslim membalas perbuatan buruk itu dengan yang serupa.

Puasa juga mengajarkan manusia untuk merasakan pengawasan Allah. Ia merasa Allah melihat meski ia tidak melihat Allah.

"Bersembunyi dimanapun, Allah tahu. Jangan kira apa yang kita sembunyikan tidak terlihat Allah. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah," tegas Syeikh Nasr.

Apapun yang ada di dunia ini, Allah tahu. Maka, rasa diawasi Allah ini harus ada dalam diri seorang Muslim. "Jika sadar Allah selalu melihat, maka ingin seperti apa Allah melihat kita? Tidakkah kita ingin agar Allah selalu melihat kita dalam kondisi terbaik," ucap Syeikh Nasr.

Terakhir, kekuatan yang hakiki dalam pandangan Rasulullah bukan kuat fisik, tapi mereka yang pandai mengalahkan gejolak jiwanya ketika mereka seharusnya marah. Maka puasa mengajarkan manusia mengelola keinginan.

Terpopuler