Ramadhan, Bulan Taqarrub

Red: Agung Sasongko

Senin 12 Jun 2017 12:49 WIB

Ustaz Saepuloh Foto: Dok. Pribadi Ustaz Saepuloh

Oleh: Saepuloh (Dai TIDIM LDNU)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Bulan Ramadhan adalah bulan taqarrub (pendekatan). Karenanya, Ramadhan momentum yang tepat untuk melakukan pendekatan. Pendekatan kepada siapa? Tentu kepada Allah (taqarrub ila Allah), tetapi sesungguhnya di saat yang sama upaya itu perlu selaras dengan melakukan pendekatan kepada sesama manusia (taqarrub ila al-nas).

Ini mengingatkan bahwa manusia (insan) berasal dari kata al-uns yang berarti harmoni dan lemah lembut. Dengan keharmonisan dan kelemahan lembutan manusia bisa saling berdekatan, ini juga selaras dengan karakteristik ajaran Islam yang damai, ramah dan penuh kasih sayang. Bahkan Allah yang kita teladani bersifat Al-Latif (Yang Maha Lembut).

Ia juga berasal dari kata nasiy yang berarti lupa, oleh karenanya mendekatkan diri pada Allah dan sesama manusia menjadi penting karena niscayanya kealpaan dan kelupaan diri menyangkut pelaksanaan tugas manusia sebagai hamba Allah dan Khalifah di muka bumi ini, serta sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan terkait.

Mendekatkan diri pada Allah dan mendekatkan pada manusia ialah satu kesatuan. Nabi bersabda "Siapa yang tak pandai bersyukur pada manusia, ia dinilai tak pandai bersyukur pada Allah 'Azza wa Jalla (HR. Imam Ahmad dan Al-Turmudzi).

Bulan Ramadhan ialah bulan untuk memperbanyak amal shaleh, banyak anjuran beribadah dengan ganjaran berlipat-lipat. Ada yang berdimensi taqarrub ila Allah seperti bertobat, memperbanyak tadarus al-Quran, berzikir, shalat tarawih, witir, i'tikaf dsb. Namun di saat yang sama ada pula yang berdimensi taqarrub ila al-nas, misalnya ada kewajiban menunaikan zakat fitrah, anjuran memberi makan berbuka puasa, anjuran bersedekah dsb.

Taqarrub ini bukan hanya terbatas pada bulan Ramadhan, karena bulan ini disebut juga sebagai bulan pendidikan (syahr al-tarbiyah) untuk bulan-bulan selanjutnya. Masih banyak ajaran Islam terkait taqarrub ila Al-nas ini, seperti memberi salam pada yg kenal dan tak kenal, membantu kerabat, memelihara anak yatim, menjenguk yang sakit, menghadiri undangan, memberi makanan pada tetangga dsb.

Dalam al-shahihain Allah berfirman dalam hadis Qudsi "Apabila ia (seorang hamba) mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari".

Inilah karakter ajaran Islam yang bukan hanya bersifat Rabbani (bersifat Ketuhanan) namun juga Insani (bersifat kemanusiaan). Semoga kita bisa menggapai kedekatan dengan Allah, dekat dengan mereka yang dekat dengan Allah serta gemar melakukan amalan yang mendekatkan diri pada-Nya dalam setiap aktifitas kita. Amin ya Rab al-'alamin.

Terpopuler