Jelang Mudik, Jalur Tol Fungsional Masih dalam Pembangunan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Gita Amanda

Ahad 11 Jun 2017 22:36 WIB

 Alat berat melakukan proses pengerjaan proyek jalur tol Brebes Timur-Grinsing di ruas Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (8/6). Tol sepanjang 110 kilometer dari Brebes Timur sampai Grinsing, Kabupaten Batang akan digunakan secara fungsional pada mudik lebaran tahun ini. Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto Alat berat melakukan proses pengerjaan proyek jalur tol Brebes Timur-Grinsing di ruas Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (8/6). Tol sepanjang 110 kilometer dari Brebes Timur sampai Grinsing, Kabupaten Batang akan digunakan secara fungsional pada mudik lebaran tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Beberapa ruas jalan tol di Jawa Tengah ditargetkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono dapat fungsional pada H-10 Lebaran. Namun, hingga hari ini proyek jalan tol tersebut masih dipenuhi alat berat.

Berkesempatan mengunjungi jalan tol Brebes Timur-Semarang, Republika.co.id melihat kondisi jalan belum semuanya beton. Bersama rombongan Menteri Basuki, tol Brebes Timur-Semarang hanya bisa dilalui hingga Gringsing, Pemalang.

Tinjauan kesiapan ruas tersebut terbagi menjadi tiga ruas tol yakni ruas tol Pejagan-Pemalang mulai dari Brebes Timur-Pemalang sepanjang 37,3 km, ruas tol Pemalang-Batang sepanjang 39,2 km dan Batang-Semarang dengan panjang total 36,83 km.

Dalam kunjungan Sabtu (10/6) malam dan Ahad (11/6) pagi tadi, banyak alat berat masih beroperasi di ruas jalan tersebut. Kerikil dan tanah berdebu juga masih menjadi pemandangan di jalur tersebut.

Basuki menyebut, pengerjaan proyek memang dikebut selama 24 jam setiap hari. Hal tersebut guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalur Pantura.

"Kondisi jalan tol sepanjang ruas tersebut sudah cukup baik walaupun masih dalam tahap perkerasan beton tipis (lean concrete)," ujarnya.

Peninjauan pada malam hari sengaja dilakukan Basuki untuk mencoba kelayakan jalan apabila dilalui pemudik pada malam hari. Namun minimnya pencahayaan membuat para pengemudi harus ekstra hati-hati. Ditambah dengan kondisi jalan yang masih berdebu dan kurangnya rambu lalu lintas.

Di beberapa titik, jalur tol tersebut memiliki bagian menanjak dan berkelok. Namun belum adanya marka jalan memperbesar risiko pengemudi terperosok.

"Saya sudah sampaikan kebutuhan untuk menambah lampu penerangan jalan di waktu malam dan reflektor lampu mobil agar lebih aman. Selain itu penanda arah keluar atau masuk tol," ujar dia.

Sementara untuk jalanan yang masih berdebu akan segera dibersihkan dan seluruh pekerjaan konstruksi akan dihentikan pada H-10 Lebaran. Nantinya, jalur tol tersebut akan bisa dilalui 24 jam dengan kecepatan 40 km per jam.

Dalam kesempatan tersebut, perjalanan kembali dilakukan menempuh jalur tol Bawen-Salatiga yang akan difungsikan 24 jam bagi para pemudik. Meski fungsional, namun telah sesuai standar tol.

Di ruas jalan sepanjang 17,5 km ini sangat berbeda dengan ruas jalan tol sebelumnya. Sebab, progres pembangunan yang telah mencapai 99 persen membuat ruas jalan tol ini siap operasional setelah Lebaran, usai dilakukan uji kelaikan.

Tapi jalan tol yang berujung di Ngawi ini harus terpotong di Salatiga menuju Solo. Sekitar 32 km belum tersambung karena kendala pembebasan lahan. "Sekarang sedang dikerjakan juga, mudah-mudahan 2018 tersambung," ujar Basuki.

Ia menambahkan, untuk ruas tol Solo ke Surabaya sudah dalam proses pengerjaan pembangunan. Diharapkan, pada 2018 Trans Jawa dari Banten hingga Surabaya dapat tersambung. Bahkan mencapai Pasuruan.

Terpopuler