Blokade Israel di Antara Silih Berganti Bulan Ramadhan

Red: Agus Yulianto

Jumat 09 Jun 2017 20:56 WIB

Napak tilas Bang Onim di Palestina Foto: foto: suarapalestina.id Napak tilas Bang Onim di Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, Di antara berbagai krisis yang melanda Jalur Gaza, Blokade Israel adalah biangnya. Blokade yang terjadi sejak lebih 10 tahun silam oleh Israel ini benar benar berimbas kepada seluruh sektor kemanusiaan di Jalur Gaza.

Pintu perbatasan darat Rafah tetutup, pasokan makanan yang sulit, aliran listrik yang terbatas, pergerakan warga yang terhambat, dan berbagai penderitaan lain yang jika disusuri akan bermuara ke "blokade".

Layaknya sebuah penjara, maka blokade telah menancapkan jeruji jeruji besinya di sekitar Jalur Gaza. Para petani Gaza di Perbatasan terpaksa menanam sayur dan buah buahan dengan luas seadanya. Itu pun masih harus menghadapi resiko penembakan oleh militer perbatasan Israel yang tiap harinya menteror dan mengintimadasi mereka.

Nasib yang tidak jauh beda dirasakan oleh para nelayan Gaza. Kebijakan blokade laut membuat mereka hanya bisa berlayar sejauh 5 mil. Israel tahu benar bahwa ikan ikan di perairan mediterania yang membentang di wilayah pantai Jalur Gaza, bersemayam di jarak 8 mil ke atas. Fakta yang menyiksa para nelayan Gaza. Di tambah, berbagai tindakan teror patroli laut Israel atas nelayan Gaza. Dari penembakan, penjarahan kapal nelayan dan penangkapan.

Khusus Ramadhan, blokade ini memiliki andil besar dalam menambah penderitaan warga Gaza. Bahan makanan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Gaza, dengan adanya blokade, memberikan Israel kekuasaan absolute untuk memasukan barang yang diinginkan dan melarang produk produk yang tidak diinginkan.

Terlebih lagi, kampanye boikot produk produk Israel yang sedang mewabah di negara negara Eropa dan Barat sebagai bentuk aksi solidaritas dengan Gaza. Masyarakat Palestina di Gaza sangat senang dan bersemangat untuk turut memboikot, namun lagi lagi blokade memainkan perannya. Israel melarang produk produk selain Israel masuk ke Gaza dan memaksa 1,9 juta warga Gaza menjadi konsumen tetap mereka.