REPUBLIKA.CO.ID, Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan iklim hangat, ini bisa menjadi tantangan untuk mengamati Ramadhan di Malaysia karena sering menjadi sangat panas dan kering selama bulan ini. Tapi, mengalami Ramadhan di Malaysia memiliki kelebihan tersendiri karena suasananya hangat dan bersahabat.
Hari pertama Ramadhan adalah hari libur nasional di negara bagian Melaka, Johor dan Kedah. Sebagian besar kantor tutup setidaknya satu jam lebih awal selama bulan ini. Setiap orang dapat melihat sejumlah kendaraan yang tidak biasa di jalan-jalan yang dipenuhi dengan kesibukan untuk bersiap-siap menghadapi puasa buka puasa.
Tradisi Malaysia setiap bulan Ramadan adalah pembuatan dan distribusi bubur lambuk, bubur nasi krim yang terbuat dari potongan daging, santan, rempah-rempah dan bumbu beraroma lainnya. Menu ini paling populer dan sering dicari yang versi Masjid Kampung Baru.
Dilansir dari Saudi Gazette (9/6), setiap hari, sebanyak 20 tong besar bubur dimasak setiap hari oleh anggota komite masjid dan persiapan dimulai pada pukul 08.00 waktu setempat. Pada pukul 16.00 waktu setempat, biasanya bubur mulai didistribusikan.
Bubur lambuk Kampung Baru disebut-sebut menjadi yang terbaik di negeri ini dengan cita rasa yang tak tertandingi. Bubur ini dibuat dengan menggunakan resep tradisional yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.
Aspek Ramadhan yang membedakan di Malaysia adalah pasar makanan. Pasar tersebut dapat ditemukan hampir di setiap sudut seantero negeri. Selain itu, warga mengunjungi bazaar yang berbeda setiap hari karena setiap bazar menawarkan pengalaman dan menu yang berbeda.
Suasana meriah bisa dirasakan sepanjang bulan. Pusat perbelanjaan utama, terutama di Kuala Lumpur dan Selangor, akan dihiasi dengan ilustrasi yang luas dan seringkali kreatif di area concourse.
Di mal, lagu-lagu Idul Fitri lokal bisa didengar serta diputar di radio, sehingga menambah suasana meriah. Datanglah senja, masjid akan diisi dengan umat Islam dari semua lapisan masyarakat yang datang bersama untuk melakukan sholat Tarawih.
Setelah akhir setiap sesi Tarawih, perjamuan kecil yang disebut 'moreh' disajikan di dalam kompleks masjid, disiapkan dan dimasak oleh sukarelawan. Rasa persahabatan tampak jelas saat semua orang duduk berdekatan dan berbagi makanan.
Rumah yang dihiasi lampu peri yang berkelap-kelip atau lampu parafin yang lebih tradisional yang terbuat dari kaleng atau batang bambu merupakan pemandangan yang biasa di malam hari selama bulan Ramadhan, seperti juga anak-anak yang bermain dengan kembang api dan kembang api.