Pedagang Musiman Dibolehkan Jualan di Pinggir Jalan

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ilham

Kamis 08 Jun 2017 16:57 WIB

Para pedagang musiman saat Ramadhan (ilustrasi). Foto: Republika/Rahmawaty La'Lang Para pedagang musiman saat Ramadhan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak memasuki Bulan Ramadhan, pedagang musiman yang berjualan petasan dan korma ramai muncul di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Namun, kebanyakan mereka berdagang di pinggiran jalan, dan mobil Satpol PP berada di sekitar mereka untuk mengawasi.

Salah seorang pedagang korma, yang berjualan sebelum area Pasar Tanah Abang Blok C, Muhammad Rizky, mengatakan hanya menjual korma pada saat Ramadhan saja. "Kalau jualan korma selain Ramadhan tidak begitu diminati pembeli. Tetapi, harga korma saya jual tidak berubah sebelum atau saat Ramadhan," kata dia.

Menurut Rizky, bukan hanya korma, varian lain seperti kismis, juga banyak diminati pembeli. Terkait lapak berjualannya yang ada di pinggir jalan, ia mengungkapkan, sudah biasa setiap tahunnya berdagang di area itu.

Pantauan Republika.co.id, sekitar jalan sebelum memasuki Pasar Tanah Abang Blok C, pedagang korma berjejer di sepanjang jalan. Namun, tidak banyak pembeli yang berhenti. Harga per satu pack korma dibandrol Rp 25 ribu berisi sekitar 25 buah. Sementara, kismis dibandrol Rp 10 ribu per pack, yakni sekitar dua ons.

"Saya dapat korma ini dari pusat sana, dan masih segar semua ini. Saya tidak mengetahui mereka mengambil kormanya darimana," jelas Rizky saat ditemui di lapak dagangnya, Kamis (8/6), siang.

Bukan hanya pedagang korma yang musiman datang berjualan di Pasar Tanah Abang, pedagang petasan juga tiba-tiba juga berjualan di sana selama Ramadhan. Misalnya Koh Liong, warga Kemayoran yang berdagang petasan di sekitar pinggir jalan dekat Blok F.

Walaupun mobil Satpol PP terparkir tepat disamping lapak dagangannya, ia tidak khawatir jika barangnya mungkin saja di sita. "Kita kan jualan selama Ramadhan saja, lagipula kami diizinkan jualan di pinggiran jalan kok sejak pukul 15.00 WIB, selama Ramadhan saja," ujar Koh Liong yang sudah rutin setiap tahunnya berjualan petasan.

Larangan berjualan petasan, menurut dia, hanya petasan yang berbahaya saja. Sementara, Koh Liong mengaku hanya berjualan kembang api dan petasan pletek yang tidak berbahaya. Ia berani dicek satu per satu, barang dagangan yang ia jual. "Ini kita injek saja juga langsung mati," jelas dia.

Koh Liong ingin para pedagang musiman yang hanya jualan saat Ramadhan, jangan diusir atau ditertibkan, karena korma dan petasan ini sebagai bentuk euphoria kemeriahan Ramadhan. Mereka juga hanya ingin mencari sesuap nasi, karena setelah Ramadhan berakhir, mereka tidak lagi berjualan di sana.

Di jalan raya depan Stasiun Tanah Abang, pedagang di trotoar justru kosong. Jalanan macet hanya dipenuhi angkutan umum dan mobil pribadi, tidak ada pedagang yang berlalu lalang.