Puasa Remajakan Sel Tubuh

Rep: Lida Puspaningtyas/Berbagai Sumber/ Red: Agung Sasongko

Kamis 08 Jun 2017 21:13 WIB

Ramadhan Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian yang pernah dilakukan Prof. Huxley, Child dan Schulz terkait puasa pada hewan tingkat rendah. Mereka menggunakan dua golongan cacing dan menemukan efek peremajaan karena puasa.

Satu golongan diberi makan seperti biasa, satu golongan lagi dipuasakan. Hasilnya, cacing yang berpuasa ternyata bisa hidup 15-19 kali lebih lama dari cacing yang tidak puasa.

Penelitian ini tentu tidak menyamaratakan efek puasa pada hewan dan manusia. Namun tim menemukan bahwa puasa membuat perubahan pada reaksi kimiawi dan kehidupan di dalam sel-sel individu.

Mereka mengambil kesimpulan bahwa puasa bisa menghambat proses penuaan. Ular juga memiliki kebiasaan tidak makan sebelum ia meremajakan diri dengan cara ganti kulit. Hewan-hewan ini seolah kembali ke masa baru lahir.

Proses peremajan  drastis seperti ini tentu tidak terjadi pada manusia. Dari pengamatan secara klinis di laboratorium, peneliti menemukan bahwa nilai pertukaran zat metabolisme tubuh manusia menurun pada saat tua.

Namun nilai ini meningkat lima hingga enam persen pada mereka yang puasa selama 20 hari. Puasa juga membawa sel-sel baru pada orang gemuk serta bisa menurunkan berat badannya hingga 45 persen.

Seperti dilansir dari buku 'Kesempurnaan Ibadah Ramadhan' karya Abdul Manan bin Hajji Muhammad Sobari, Mahatma Gandhi pun rajin berpuasa. Saat ia diperiksa oleh tim dokter, salah seorang dokter kaget dengan kesehatan Gandhi.

"Walaupun sekarang ia berusia 64 tahun, namun dari sudut pandang kehidupan, ia sama sehatnya seperti orang yang masih berusia 40 tahu," katanya.

Terpopuler