Momen Ramadhan, Tren Permintaan Busana Syar'i Meningkat

Red: Agus Yulianto

Selasa 06 Jun 2017 14:28 WIB

Muslimah menggunakan busana syar'i (Ilustrasi) Foto: Republika/Prayogi Muslimah menggunakan busana syar'i (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Seiring meningkatnya kesadaran muslimah dalam berbusana, trend hijab syar'i beberapa tahun terakhir ini mulai banyak diminati. Hal ini, terlihat dari trend permintaan busana hijab syar'i yang terus mengalami peningkatan. Bahkan, mulai banyak desainer yang mulai beralih merancang baju syar'i ini.

Menurut Salah satu Desainer Fashion Hijab asal Bandung, Rya Baraba, awalnya ia tak membuat desain busana syar'i. Namun, setahun ini ia mulai merancang busana syar'i karena permintaan busana hijab syar'i ini begitu tinggi bebera tahun terakhir ini. Terutama, pada masa Ramadan dan menjelang Lebaran khusus untuk penjualan jenis baju tersebut semakin meningkat.

"Beberapa waktu lalu aja saya baru launching tujuh desain baju plus kerudung syari, hanya kurun waktu tiga hari sudah habis 500 baju," ujar Rya kepada wartawan, seusai melakukan pressconference, acara Amal Komunitas Peace and Love buka bersama 400 anak yatim di Hotel Hilton, Bandung Senin (5/6).

Menurut Rya, tingginya permintaan busana syar'i tersebut mulai terlihat sejak tiga tahun lalu. Namun, ia mulai  mendesain dan memproduksi hijab syari'i itu, baru tahun lalu. "Namun, memang tahun ini busana syar'i tersebut semakin digandrungi," kata Rya.

Rya memprediksi, pasar kerudung syar'i di Indonesia akan terus berkembang. Hal itu, terjadi seiring meningkatnya kesadaran masyarakat untuk bebusana sesuai dengan syariat islam.

Saat ini, kata dia, mayoritas konsumen yang dimilikinya merupakan konsumen lokal yang tersebar di berbagai kawasan seperti Pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Namun, ia belum memasarkan produk kerudung hijabnya ke luar negeri, karena pasar dalam negeri masih miliki permintaan yang tinggi.

"Permintaan kerudung khimar tersebut, banyak berasal dari daerah Kalimantan. Alhamdulilahnya pembeli gak nawar-nawar, mungkin karena memang desainnya saja sudah cocok," katanya.

Untuk koleksi lebaran tahun, kata Rya, ia memproduksi kerudung khimar yang biasa dipakai setiap hari. Selain itu, ia pun memproduksi jenis khimar yang lebih mewah dan elegan dengan kisaran harga Rp 4 juta hingga Rp 6 juta untuk setiap itemnya. "Kalo saya bilang ini khimar red carpet, karena kalau yang biasa untuk dipakai sehari-hari sudah banyak," katanya.

Untuk memproduksi himar red carpet ini, kata dia, satu stel dengan bajunya bisa membutuhkan kain hingga 12 meter. Untuk desain lebaran kali ini, ia memproduksi untuk kebutuhan lebaran sekaligus bisa digunakan untuk ke pesta.

"Desain baju lebaran saya saat ini lebih luxury, dengan tambahan swarosky dan beberapa tempelan ornamen yang membuat kesan 3D," katanya.

Tak hanya Rya, desain lainnya asal Kota Bandung yang menjadi Owner Indraindri Albis, Indri Albis, merasakan kondisi serupa. Yakni, permintaan busana syar'i terus meningkat. Tak melewatkan kesempatan tersebut, Indri pun mulai memproduksi busana syar'i baru tahun ini. Yakni, dengan meluncurkan jenis fashion hijab syari dengan desain khimar jubah bordir handmade yang khas.

"Warna yang masih tren saat ini masih monochrome dan pastel, permintaan baju dan kerudung syar'i jauh lebih tinggi dibanding baju hijab biasa," katanya.

Indri mengatakan, permintaan khimar miliknya tahun ini meningkat pesat. Terutama desain hijab syar'i miliknya yang diberi nama Jaguar memiliki kesan elegan dan nyaman dipakai. "Tahun ini permintaan Kerudung Syar'i Jaguar tinggi ya. Apalagi sejak launcing enam bulan lalu permintaannya terus meningkat," katanya.

Meski di 2014 penjualan jenis hijab syar'i turun drastis, kata Indri, dirinya tahun ini khimar akan mencapai puncak trend fashion muslim. Busana muslim syari'i, permintaannya akan terus meningkat karena masih potensial.

Terpopuler