Raih Rahmat di Sepertiga Awal Ramadhan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto

Senin 05 Jun 2017 15:56 WIB

Jamaah mengikuti kajian Islam di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Mataram (Ilustrasi) Foto: Republika/Fuji EP Jamaah mengikuti kajian Islam di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Mataram (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Di akhir sepertiga pertama Ramadhan, umat Islam diajak untuk menilik dirinya untuk memastikan merasakan rahmat dari 10 hari awal Ramadhan.

Dalam kajian ba'd dzuhur di Masjid Hubbul Wathan pada Senin (5/6), TGH Said Ghazali menjelaskan, 10 hari awal Ramadhan merupakan hari-hari penuh rahmat dimana Allah memberi kasih sayang kepada semua hamba. ''Rahmat Allah sebenarnya tiap hari. Tapi Ramadhan itu istimewa, semoga kita tidak melewatkannya,'' kata Ustadz Said.

Umat Islam akan segera memasuki fase ke dua Ramadhan, fase penuh ampunan. Setelah di fase pertama umat Islam dididik memiliki sifat empati dengan ikut merasakan perasaan saudara-saudara yang dhuafa, maka fase ke dua adalah fase pendidikan untuk memaafkan. ''Setelah menumbuhkan rasa sayang, harusnya lebih mudah memafaakan,'' kata Ustadz Said.

Pada fase kedua Ramadhan, seorang Muslim harusnya sudah bisa memaafkan siapapun yang pernah berbuat salah kepadanya. Di akhir ada fase Ramadhan yakni pembebasan dari api neraka, seorang Muslim hanya memaafkan, tapi juga membebaskan orang bersalah dari keburukan termasuk dari dendam.

Dalam kesempatan terpisah tausiyah tarawih sebelumnya, Ustadz Ahmad Mukhlis mengatakan, Ramadhan adalah kesempatan meraih rahmat dan ampunan sekaligus dari Allah. Setelah demikian dirindukan kehadirannya selama 11 bulan, di awal Ramadhan umat Islam dilingkupi kasih sayang Allah.

''Segala apapun yang bisa dilakukan seorang manusia bukan karena kehebatan dirinya tapi karena rahmat Allah,'' mata Ustad Ahmad.

Sejak dalam rahim dan hingga masuk liang lahat, semua urusan manusia berjalan karena rahmat Allah. Apalagi hidup manusia tidak lepas dari keteledoran sehingga seorang manusia tidak lepas dari kebutuhan akan ampunan Allah. Kelak di akhirat pun jelas tujuan akhirnya, surga atau neraka. Surga untuk mereka bertakwa sementara neraka untuk mereka yang durhaka.

''Sungguh, Ramadhan ini istimewa sebagai jalan meraih rahmat dan ampunan Allah serta pembebasan dari api neraka. Mari syukuri kehadiran Ramdhan,'' tutur dia.

Dengan hari-hari yang sudah berjalan, Ustadz Ahmad mengajak umat Islam tetap memasang keinginan kuat untuk mengisi Ramadhan baik siang maupun malam untuk beramal shalih. Sebab ujung dari semua amal selama Ramadhan adalah untuk menjadikan seorang Muslim sebagai hamba yang bertakwa.

Terpopuler