Ponpes Tebuireng Gelar Bazar Ramadhan

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih

Senin 05 Jun 2017 09:18 WIB

Aktivitas di ponpes Tebuireng (ilustrasi) Foto: Republika/Syahruddin El-Fikri Aktivitas di ponpes Tebuireng (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Pondok Pesantren Tebuireng di Kabupaten Jombang menggelar Bazar Ramadhan selama 17 hari mulai 1-17 Ramadhan 1438 H tahun ini. Kegiatan tersebut untuk memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar pondok.

Ketua Panitia Bazar Ramadhan Ponpes Tebuireng, Ustaz Abdul Muin, mengatakan,  bazar Ramadhan yang dimulai pukul 16.00 - 23.00 WIB tersebut menjual aneka kue, lauk pauk, aneka minuman, makanan ringan, dan lain-lain.

"Yang berjualan warga sekitar pondok, melalui kerjasama ada MoU antara warga dan pondok. Kegiatan ini untuk memberdayakan ekonomi dan menjaga komunikasi dengan masyarakat sekitar," kata Ustaz Abdul Muin saat ditemui Republika.co.id di kantor pondok putra Ponpes Tebuireng, Ahad (4/6).

Dalam bazar tersebut, lanjutnya, terdapat 22 pedagang yang membuka stan di area pondok putra. Area tersebut berdekatan dengan makam Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Ia menambahkan, pondok tetap memberi syarat terkait makanan dan minuman yang dijual. Di antaranya, tidak mengandung zat pewarna dan zat pengawet. Serta tidak boleh menjual minuman serbuk instan.

Menurutnya, warga sekitar pondok lebih diutamakan untuk ikut berjualan di bazar tersebut. Sebelumnya, pondok telah menolak beberapa pedagang yang mendaftar karena keterbatasan kuota stan. Dari 40 pedagang yang mendaftar, hanya 22 pedagang yang diterima. Ia menyebut omzet pedagang rata-rata Rp 250 ribu per hari.

"Sistemnya ada bagi hasil penjualan buat pondok sebesar 15 persen dari masing-masing pedagang. Jadi kami mengandalkan kejujuran para pedagang," kata dia.

Bagi hasil tersebut nantinya masuk kas pondok untuk dimanfaatkan dalam kondisi tertentu. Bazar tersebut merupakan agenda tahunan yang digelar sejak 2008. Pertama kali digelar, pondok belum melibatkan masyarakat sekitar. Melainkan para santri dari masing-masing unit yang berjualan.

"Kalau sekarang masyarakat yang berjualan, supaya santrinya fokus mengaji," ujarnya.

Sementara itu, salah satu pedagang Siti Asiyah (32), mengaku telah berpartisipasi dalam bazar tersebut dalam lima tahun terakhir. Sehari-hari, Siti merupakan ibu rumah tangga biasa. Namun, saat Ramadhan ia membantu perekonomian keluarga dengan berjualan di bazar tersebut.

"Tahun kemarin kalau pas ramai bisa sampai Rp 500 ribu sehari, ya rata-rata Rp 300 ribu per hari. Kalau tahun ini rata-rata Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per hari. Tapi ya alhamdulillah lumayan buat nambah-nambah pemasukan keluarga," ujar warga Pandanwangi, Kecamatan Diwek, Jombang tersebut.