Terakhir Imami Tarawih, Ini Kesan Syekh Mouad

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Didi Purwadi

Ahad 04 Jun 2017 02:02 WIB

Ribuan warga Mataram beribadah Shalat Tarawih pertama di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, Jumat (26/5) malam. Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi Ribuan warga Mataram beribadah Shalat Tarawih pertama di Masjid Hubbul Wathan, Islamic Center NTB, Jumat (26/5) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Tarawih malam ke-8 Ramadhan jadi bagian terakhir Syekh Mouad Douaik mengimami shalat tarawih di Masjid Hubbul Wathan, Mataram. Nusa Tenggara Barat. Usai shalat tarawih, Syekh Mouad sempat menyampaikan kesannya.

Imam besar dari Maroko, Syekh Mouad Douaik, bersyukur bisa mengimami shalat tarawih Muslim di Lombok. Ia bahagia bisa ada di tengah saudara-saudara Muslim di Bumi Seribu Masjid dan semoga itu tanda kasih sayang dari Allah SWT.

Secara khusus, ia bererima kasih kepada Gubernur NTB, TGH M Zainul Majdi, yang secara pribadi mengundangnya dan para qari internasional untuk mengimami shalat tarawih di sana. Ia mendoakan agar Gubernur NTB tetap sehat dan hajat baiknya dikabulkan Allah SWT.

Syekh Mouad menilai dengan mengundang para qari mengimami dengan bacaan Alquran satu juz tiap hari, merupakan bentuk perhatian, penghargaan, dan cinta Gubernur NTB terhadap Alquran. Ia juga mengapresiasi sebesar-besarnya kepada jamaah yang hadir untuk shalat isya dan tarawih.

''Nampak semangat menghidupkan syiar Islam begitu tinggi. Dengan begitu, semoga Indonesia dan negeri Muslim lain bisa jadi negeri yang tenang tentram, subur, makmur, dan jauh dari marabahaya,'' kata Syekh Mouad usai shalat tarawih di Masjid Hubbul Wathan, Jumat (2/6).

Selama empat malam menjadi imam shalat isya dah tarawih pada malam ke 5-8 Ramadhan, bahkan sempat menjadi imam shalat Jumat di pekan pertama Ramadhan 1438 H, Syekh Mouad bahagia dan merasa terhormat diundang mengimami shalat ribuan Muslim di Lombok.

''Ini kemuliaan bagi saya. Semoga ada kesempatan lain bisa berjumpa saudara-saudara Muslim di sini,'' kata Syekh Mouad.

Terpopuler