Pedagang Pasar Keluhkan Pembeli Sepi Sejak Ramadhan

Red: Ani Nursalikah

Sabtu 03 Jun 2017 11:35 WIB

Pedagang sedang memilah tomat di pasar tradisional, Jakarta, Jumat (15/4).   (Republika/Tahta Aidilla) Pedagang sedang memilah tomat di pasar tradisional, Jakarta, Jumat (15/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG -- Pedagang di pasar tradisional di Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengeluhkan pembeli sepi sejak Ramadhan.

"Selama memasuki bulan puasa keadaan ekonomi di pasar menurun, di mana keadaan ekonomi sebelum memasuki bulan puasa masih relatif normal, terkecuali pada saat puasa hari pertama dan hari kedua terlihat sedikit ramai," ujar salah satu pedagang di Pasar Pagi Pangkalpinang, Ujang, di Pangkalpinang, Sabtu (3/6).

Menurutnya, hal tersebut dikarenakan belum stabilnya penetapan harga pangan yang diatur pemerintah sehingga kondisi pasar saat ini cenderung sepi. "Saat ini, harga masih belum stabil dan cenderung mahal sehingga masyarakat membatasi pembelian kebutuhan sehari-hari. Sekarang masyarakat beli dengan jumlah setengahnya saja misalnya biasa beli satu kilogram sekarang hanya setengah kilogram saja," katanya.

Ia menyebutkan sepinya pembeli berpengaruh terhadap omzet pedagang yang kini terus menurun. "Omzet pedagang di pasar turun hingga 50 persen di mana biasanya bisa mendapatkan omset Rp 3 juta kini hanya setengahnya yakni Rp 1,5 juta saja per hari," katanya.

Ia mengatakan banyak dagangannya seperti sayur, bumbu dapur membusuk karena tidak laku terjual. "Setiap harinya ada saja jualan yang harus dibawa pulang karena tidak laku, jadi kita rugi," ujarnya.

Ia berharap pemerintah bisa membantu menormalkan harga pangan sehingga keadaan ekonomi di pasar saat ini bisa seimbang dan harga yang melonjak naik saat ini tidak bertahan terlalu lama sampai Lebaran tiba. "Pemerintah harus lebih sigap menyelesaikan permasalahan pangan ini agar pedagang tidak lagi mengalami penurunan omset, terlebihnya mau menjelang lebaran," ucapnya.

Terpopuler