REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, Penny Kusumastuti Lukito menemukan dua jenis zat berbahaya dari 52 barang contoh atau sampel makanan takjil di Pasar Bendungan Hilir (Pasar Benhil). Dua zat berbahaya tersebut ditemukan di kue mangkok dan kerupuk gendar.
"Tadi dari 52 sampel ada dua jenis ya. Kandungan rodamin pewarna merah tekstil di kue mangkok dan satu lagi adalah kerupuk gendar kandungannya boraks," ujar Penny di Pasar Benhil, Jumat (2/6).
Dua makanan tersebut akan ditarik dan ditelusuri siapa pemasok atau suppliernya. Sebab pedagang takjil itu hanya menerima makanan untuk dijual.
"Kita berikan imbauan dan kita akan teruskan ke hulu sumber bahan bakunya. Yang ditindak sumber bahan bakunya," katanya.
Selain itu, saat ini,Penny mengatakan, sudah ada penurunan penemuan bahan-bahan berbahaya dalam makanan takjil dibandingkan dua hingga tiga tahun yang lalu. Hal ini karena BPOM RI selalu intensif melakukan operasi penindakan dan pendampingan fasilitas pada pedagang-pedagang yang ada.
"Pemerintah daerah sudah ada penurunan, penurunan jauh dibandingkan dua atau tiga tahun yg lalu. Tadinya kita temukan 25 persenan, sekarang cuma sekitar 5 persen. Bisa dikatakan aman yang di sini dari bahan-bahan yang berbahaya untuk di Benhil. Mudah-mudahan di tempat lain pun seperti itu," ujarnya.
Operasi ini, kata Penny, selalu dilakukan intensif satu pekan sebelum Ramadhan dan 2 pekan setelah Hari Raya Idul Fitri atau lebaran. Kegiatan ini tak hanya untuk takjil, namun juga untuk bahan pangan olahan yang dikemas.
"Kita pastikan jangan sampai kedaluwarsa, sehingga ada jaminan keamanan dan mutu," katanya.