Ngabuburit dengan Hafalkan Alquran Metode Tematik

Rep: Christiyaningsih/ Red: Agus Yulianto

Kamis 01 Jun 2017 13:15 WIB

Pasangan suami istri di Kota Malang, Pradana Boy dan Lailatul Fithriyah Azzakiyah, memperkenalkan cara menghafal Al-Quran metode tematik. Setiap menjelang berbuka puasa puluhan anak-anak dan mahasiswa berkumpul di rumahnya untuk menghafal Al-Quran secara tematik. Foto: Republika/Christiyaningsih Pasangan suami istri di Kota Malang, Pradana Boy dan Lailatul Fithriyah Azzakiyah, memperkenalkan cara menghafal Al-Quran metode tematik. Setiap menjelang berbuka puasa puluhan anak-anak dan mahasiswa berkumpul di rumahnya untuk menghafal Al-Quran secara tematik.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Bulan Ramadhan disebut juga sebagai Syahrul Quran karena pada bulan ini Allah menurunkan Alquran. Oleh karena itu, selama Ramadhan umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak membaca Alquran.

Ramadhan juga merupakan saat yang tepat untuk memperbanyak hafalan Alquran dan memahami maknanya. Beragam metode menghafal Alquran kini banyak bermunculan. Salah satu caranya adalah menghafal Alauran dengan metode tematik. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Kota Malang oleh sepasang suami istri yakni Pradana Boy dan Lailatul Fithriyah Azzakiyah.

Setiap sore menjelang berbuka, rumah pasangan ini dipenuhi gema suara Alquran yang berasal dari puluhan anak-anak dan mahasiswa. Mereka berkumpul untuk menghafal Alquran secara tematik. "Biasanya kita menghafal Alquran urut dari depan ke belakang, tapi di sini kami mengelompokkan ayat-ayat sesuai tema dan kemudian dihafal," ujar Boy ketika berbincang dengan Republika.co.id, Rabu (31/5) lalu.

Ia mencontohkan, untuk kelas pemula hafalan Alquran adalah ayat mengenai kisah-kisah nabi dan umat sebelum Islam. Selanjutnya peserta diajak menghafal ayat-ayat berbagai tema seperti mengenai kebersihan hingga sains. Metode ini sekaligus menunjukkan bahwa Alquran adalah kitab suci komperehensif yang membahas berbagai sudut di kehidupan alam semesta.

Menurut pria yang juga dosen Jurusan Syariah Universitas Muhammadiyah Malang ini, menghafalkan Alquran dengan metode tematik mempermudah peserta memahami makna ayat. "Jadi tidak hanya sekadar hafal ayat tapi bisa menerangkan apa pesan yang disampaikan pada ayat itu," ujarnya.

Ilmu menghafal Alquran secara tematik ditularkan pasangan suami istri ini dengan cuma-cuma. Tidak ada biaya yang dibebankan kepada peserta yang ingin bergabung dalam majelis ini.

Maka tak heran kediaman mereka di Landungsari Malang tak pernah sepi dari orang-orang yang ingin belajar Alquran. Di luar bulan Ramadhan, Boy dan Laili juga membuka kelas reguler yang diadakan setiap Senin dan Jumat.

Sayyidah Fatimah Azzahra, salah satu peserta hafalan mengungkapkan sejak belajar pada 2015 ia kini sudah menghafal sekitar 18 tema. Di antaranya Ashabul Kahfi, Musa dan Khidir, dan Zakaria. "Cara belajar di sini enak karena hafalan dan pemahamannya dituntun ayat per ayat, sekarang saya baru menghafal surat Nur tentang sains," ungkap gadis 12 tahun ini.

Terpopuler