Puasa tak Sekadar Menahan dari Makan dan Minum

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto

Rabu 31 May 2017 16:08 WIB

Prof Dr HM Muhammad Amin Suma MA MM. Foto: Dok Pribadi Prof Dr HM Muhammad Amin Suma MA MM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Amin Suma mengatakan, dalam pandangan ilmu agama, manusia terdiri atas tiga unsur. Yakni, unsur jasad atau fisik, unsur pikiran, dan unsur jiwa. Menurut dia, ketiganya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan sama-sama membutuhkan asupan atau makanan. 

Jika hal itu dikaitkan dengan puasa, menurut dia, puasa tidak hanya merupakan ibadah yang wajib menahan dari makan dan minum, tapi juga harus menahan dari asupan dua unsur lainnya tersebut. “Puasa itu tidak hanya menahan diri dari makan dan minum atau yang lainnya yang membatalakan secara fisik, tapi juga menahan akal pikiran dan jiwa,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Rabu (31/5).

Ketua Umum Himpunan Ilmuan dan Sarjana Syariah Indonesia ini menuturkan, unsur pikiran dan unsur jiwa juga harus berpuasa di bulan Suci Ramadhan. Misalnya, dari unsur pikiran, maka harus menahan diri dari pikiran negatif.

“Misalnya, kalau ada di benak kita ada hal-hal yang buruk, ghibah, apalagi memfitnah, apalagi mau menyakiti orang lain seperti kasus kriminial, itu kan pasti menggunakan akal fikiran juga kan. Nah, itu contoh tidak puasa akal pikirannya itu,” ucap Prof Amin.

Sementara, lanjut dia, puasa dari segi unsur jiwa yaitu menahan dari segala nasfu emosional dan harus mengisinya dengan melaksanakan ibadah sebanyak-sebanyaknya di Bulan Ramadhan. Tidak hanya itu, kata dia, unsur jiwa manusia ini juga perlu dilakukan pembinaan moral. “Terkait dengan kejiwan  ini, orang puasa itu tidak mengobral nafsu emosionalnya,” katanya.

Terpopuler