Bahaya Ghibah

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko

Rabu 31 May 2017 11:38 WIB

Bergosip (ilustrasi) Foto: johnprattbooker.com Bergosip (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika Rasulullah SAW melewati dua kuburan. Ia kemudian berkata "Siksaan sedang diberikan kepada penghuni kubur ini. Yang seorang disiksa karena dosanya membicarakan keburukan orang lain. Dan seorang lagi disiksa karena tidak berhati-hati ketika buang air kecil,".

Rasulullah bersabda "Terdapat lebih dari tujuh puluh dosa mengenai riba. Dan derajat riba yang terendah sama dengan dosa melakukan zina dengan ibunya sendiri. Dan mengambil satu dirham dari hasil riba adalah lebih buruk daripada berzina sebanyak tiga puluh lima kali. Riba yang paling buruk dan paling jahat adalah fitnah sesama saudara Muslim,".

Nabi Muhammad SAW pernah ditanya definisi ghibah. Ia menjawa ghibah adalah membicarakan sesuatu hal mengenai saudaranya yang ia tidak menyukainya. Jika benar, ini termasuk ghibah, jika tidak maka itu termasuk fitnah.

Padahal Allah SWT telah berfirman dalam surat Al-hujurat ayat 12, bahwa ghibah sama saja seperti memakan daging saudaranya yang telah mati. "Dan janganlah saling mengumpat setengah kamu pada setengah lainnya, sukakah salah seorang darimu makan daging bangkai saudaranya yang telah mati? pastilah kamu jijik (enggan) maka bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima tobat dan pengasih,".

Bulan puasa bisa dijadikan sebagai ajang untuk bertobat dari ghibah. Kemudian berlatih untuk menghindarinya dan tidak lagi melakukannya.