'Tadarusan Organisasi Wanita' Diimbau Pahami Metode Alquran

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Didi Purwadi

Selasa 30 May 2017 19:37 WIB

Sejumlah perempuan membaca kitab suci Al Quran saat mengikuti tadarus Al Quran Ramadhan 1438 H bersama ratusan umat muslim dari organisasi perempuan NTB di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Selasa (30/5).  Foto: Republika/Eka Ramadani Sejumlah perempuan membaca kitab suci Al Quran saat mengikuti tadarus Al Quran Ramadhan 1438 H bersama ratusan umat muslim dari organisasi perempuan NTB di Pendopo Gubernur NTB di Mataram, Selasa (30/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Jamaah 'Tadarusan Organisasi Wanita' menggelar acara tadarusan di Pendopo Tengah Kantor Gubernur NTB, Mataram, Selasa (30/5). Dalam sesi tausiyah, ustadzah Atun Wardatun yang hadir dalam kegiatan itu mengajak agar Alquran tidak hanya dipelajari isinya saja. Tapi, jamaah diminta untuk juga mempelajari metode Alquran dalam menyampaikan isinya.

''Salah satu metodenya dengan perumpamaan,'' kata Ustadzah Atun.

Dari pengalaman studinya mendalami metodologi Alquran, ia mendapati Alquran tidak berhenti memberi mukjizat baru. Karena itu, Alquran adalah kitab yang akan terus dibaca sampai hari akhir. Salah satu metode Alquran dalam menyampaikan pesan adalah dengan perumpamaan.

Saat Ustadzah Atun menempuh pendidikan pasca sarjana di AS, ia membawa Alquran kemana-mana. Teman-temannya bertanya mengapa ia membawa Alquran dan apa isinya.

''Menjawab apa isi Alquran, itu banyak. Salah satunya surat al-Kahfi ayat 109,'' katanya.

Ayat itu mengumpamakan seandainya air laut jadi tinta untuk menuliskan ilmu Allah SWT, maka air laut akan habis sebelum ilmu Allah selesai dituliskan. ''Perpustakaan itu luar biasa. Dan ilmu dari buku-buku di perpustakaan, ada dalam Alquran,'' kata Ustadzah Atun. (FOTO: Tadarusan Alquran di Pendopo Gubernur NTB)

Terpopuler