REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tahun ini pasar sore Ramadhan kampung Nitikan, Umbulharjo, Yogyakarta kembali digelar. Sedikitnya 150 pedagang menjajakan dagangannya di sepanjang jalan Nitikan Yogyakarta tersebut setiap sorenya. Panitia menyediakan gubug-gubug bagi para pedagang untuk menawarkan dagangannya tersebut.
"Tahun ini merupakan pelaksanaan tahun ke delapan pasar sore Ramadhan kita gelar," ujar panitia pasar sore Ramadhan Kampung Nitikan, Syarif Hudaya, Selasa (30/5). Para pedagang yang ikut dalam pasar sore tersebut sebagian besar merupakan penduduk Kampung Nitikan tetapi juga banyak yang datang dari luar Nitikan. Aneka kuliner khas Ramadhan dijajakan di pasar sore tersebut.
Mulai buka pukul 15.00 WIB pasar sore Ramadhan Kampung Nitikan selalu diserbu penduduk sekitar Nitikan. Bahkan menjelang buka puasa sepanjang jalan Nitikan akan terlihat padat merayap[. Takmir Masjid Muthohirimk, Nitikan juga menggelar beberapa kegiatan anak-anak da pengajian untuk masyarakat di pelataran masjid yang juga menjadi pusat kegiatan pasar sore kampung Ramadhan di wilayah itu.
Beberapa jajanan Ramadhan yang khas dijual di pasar sore ramadhan kampung Nitikan tersebut antara lain, aneka jenang, aneka pepes ikan, aneka jajan pasar, dan lauk serta sayur siap saji. "Hampir semua jajan pasar khas Yogya ada termasuk aneka lauk dan sayur mayur," katanya.
Meski begitu kata dia, pihaknya selalu menghimbau agar para pedagang mematuhi aturan kesehatan yang berlaku dengan tidak menjajakan makanan yang mengandung bahan berbahaya. "Jika ternyata ada (pedagang) yang menggunakan bahan berbahaya dan pengawet berbahaya tidak kita perbolehkan lagi berjualan," katanya
Saking ramainya masyarakat yang berbelanja di pasar sore tersbeut, omset penjualan pedagang selama sebulan di Pasar Tiban tersebut diperkirakan mencapai Rp 2 miliar.
Terpisah, Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) DI Yogyakarta, I Gusti Ida Ayu Adi Arya Patni menyatakan keberadaan pasar sore Ramadhan juga menjadi salah satu perhatian. Di pasar Ramadhan yang menyediakan jajanan takjil tersebut, yang diwaspadai adalah kemungkinan takjil yang mengandung borax, rhodamin B merah dan rhodamin B kuning, serta formalin. "Pengawasan terus kami lakukan, termasuk dengan uji ditempat panganan yang dijual," ujarnya.
Untuk itu pihaknya menghimbau masyarakat untuk lebih cermat dan hati-hati dalam memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi. Seperti dengan emngecek tanggal kadaluarsa, kondisi panganan yang rusak atau tidak serta mewaspadai kandungan zat berbahaya dalam makanan. Dirinya mencontohkan makan yang mengandung zat pewarna bukan untuk makanan, bisa dilihat dari warna yang mencolok dan homogen. "Yang perlu diperhatikan bukan hanya warnanya saja yang menarik," katanya.