REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Gulai umbut rotan, dengan bahan utama bagian dalam yang lembut batang rotan menjadi salah satu gulai atau lauk berbuka puasa yang digemari warga di Kota Bengkulu.
"Umbut rotan gulai yang khas dan cukup digemari untuk dimakan saat berbuka puasa," kata Fikri, seorang penjual gulai umbut rotan di pasar kaget penjual makanan berbuka puasa di Kelurahan Kampung, Kota Bengkulu, Selasa (30/5).
Ia mengatakan, umbut rotan yang dimasak dengan santan dicampur ikan kering atau ikan salai menjadi salah satu gulai favorit yang dibeli warga masyarakat untuk makanan berbuka puasa.
Gulai tersebut dipatok dengan harga Rp 20 ribu per porsi, dengan campuran umbut dan seekor ikan lele asap. "Bisa diganti jenis ikan yang lain seperti bermacam ikan sungai yang sudah diasapkan," ucapnya.
Selain membeli dalam bentuk jadi, masyarakat di daerah ini juga mahir mengolah sendiri makanan berbahan batang rotan jenis rotan huwi atau sejenis jernang itu.
Jenis tumbuhan hutan tersebut umumnya ditemui di wilayah Kabupaten Kaur, Bengkulu Selatan dan Seluma serta sedikit di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Yessi, warga Kebun Tebeng mengatakan umbut rotan dibeli dari pasar tradisional seharga Rp 15 ribu per ikat, berisi tiga batang umbut. "Bumbunya juga tidak rumit, cukup sediakan bumbu lengkap, santan dan ikan," ujarnya.
Proses pembuatan pun cukup sederhana. Umbut rotan dicuci lalu dipotong-potong. Bumbu lengkap ditumis lalu umbut dimasukkan dan ditunggu beberapa menit sebelum diberi santan.
Setelah santan dimasukkan, masakan diaduk agar santan tidak pecah. Setelah 10 hingga 15 menit, ikan salai dimasukkan dan dimasak sekira lima menit dan siap dihidangkan.
"Rasa pahit dari umbut sudah hilang, yang ada legit dan gurih, sangat pas menjadi gulai berbuka puasa," tuturnya.