Ramadhan, Saatnya Mendidik Diri

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Ilham

Senin 29 May 2017 18:43 WIB

Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, NTB. (ilustrasi) Foto: Republika/Musiron Umat muslim mendengarkan ceramah di Masjid komplek Islamic Center Mataram, Lombok, NTB. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ramadhan menjadi bulan bagi tiap Muslim untuk kembali mendidik dirinya. Sebab, Ramadhan mengajarkan banyak kebaikan bagi umat Islam.

Dalam Kajian bakda Dzuhur di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB pada (Senin 29/5), TGH Soleh S. menjelaskan, memasuki Ramadhan, tidak sedikit orang yang menganggap enteng ampunan karena berpikir di Ramadhan mudah memohon ampunan. Beruntung Ramadhan adalah bulan penuh rahmat sehingga sebesar apapun dosa seseorang, di Ramadhan ia diterima dan diberi rahmat.

''Di Ramadhan itu, orang minta ampun, Allah ampuni, dibebaskan dari hukuman. Ramadhan bisa jadi saksi keikhlasan atau ketidakikhlasan ibadah seseorang,'' kata Soleh.

Ramadhan sebenarnya melatih umat Islam untuk menyiapkan diri bertemu lailatul qadar. Bertemu lailatul qadar itu membuka hati untuk mencapai takwa. Ciri orang bertakwa adalah bisa membedakan yang benar dan batil. ''Takwa juga tujuan dari puasa,'' kata Soleh.

Ramadhan juga melatih kesabaran, bersabar dalam mengerjakan ketaatan dan bersabar dari dosa serta maksiat. ''Satu rakaat diimami imam Timur Tengah, kita sudah balik kanan cari masjid lain. Banyak yang belum mulai sudah pesimis,'' kata Soleh.

Padahal, ibadah saat ini bisa jadi tidak ada apa-apanya. Para salafush shalih bisa 1.000 kali sujud sebulan dalam Ramadhan. Imam Syafii bisa mengkhatamkan Alquran 60 kali sebulan.

Dari sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyuruh umat Islam untuk bangun pada waktu sahur, karena dalam sahur ada keberkahan. Juga, makan sahurlah meski hanya seteguk air. ''Jadi ini bukan soal makannya, tapi bangun untuk taat. Kalau disiplin bangun di saat sahur, insya Allah nanti terbiasa,'' kata Soleh.

Ramadhan juga jadi bulan mengendalikan lisan. Dalam hadits riwayat Ibnu Majah dan Hakim, Rasulullah bersabda puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Puasa membuat orang menahan diri dari perkataan sia-sia dan kotor. Apabila ada seseorang mencelamu atau berbuat usil, katakanlah padanya, ''Aku sedang puasa''.

''Sekarang kita pikirkan, apa betul shalat, puasa, dan ibadah kita berkualitas?'' kata Soleh.

Terpopuler