REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pengemudi di Dubai tengah didesak untuk tidak mengekor kendaraan besar dan tetap mengawasi jalan saat berkendara. Kampanye itu dilakukan Otoritas Jalan Raya dan Transportasi Dubai, sekaligus mengingatkan betapa bahayanya berkendara saat kelelahan.
"Konsentrasi, ketidaktaatan dan kelelahan yang buruk meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan," kata Maitha bin Udai, Chief Exekutive Traffic and Roads Agency seperti dilansir The National, Senin (29/5).
Tahun lalu, Kepolisian Dubai menerima 2.419 laporan lalu lintas dan mencatat 250 insiden dalam lima jam pertama di bulan Ramadhan. Mayoritas kecelakaan terjadi akibat para pengemudi tidak meninggalkan jarak aman antara kendaraan, dan memaksa berkendara saat kelelahan.
"Begitu pengemudi mendengar seruan shalat mendengar seruan shalat magrib saat mengemudi, mereka harus berhenti untuk mengambil wudhu dan shalat, segelas air dan beberapa kurma sebelum melanjutkan perjalanan," ujar Udai.
Ahli pendidikan berkendara dan keselamatan jalan yang berbasis di Inggris, Robert Hodges mengingatkan, kurangnya ruang antara kendaraan mengilangkan zona aman. Maka itu, ia mendesak pengemudi tidak meninggalkan jarak aman, serta memastikan kondisi badan tidak kelalahan saat berkendara.
"Kekhawatiran dapat menyebabkan anda membuat keputusan yang buruk dan tergesa-gesa," ujar Hodges.
Menurut Kepolisian Dubai, kecelakaan lalu lintas yang disebabkan mengekor telah menewaskan 14 orang dan melukai 151 orang hanya dari kuartal pertama tahun ini. Selain itu, perbedaan waktu tidur dan jam kerja selama Ramadhan turut mempengaruhi konsentrasi pengendara yang berpuasa.
Kampanye itu akan dilakukan lewat selebaran dan media sosial. Akan ada pula ceramah berbahasa Arab, Inggris dan Urdu dalam selebaran yang dibagikan, sedangkan makanan berbuka gratis akan diperbayak demi meningkatkan keamanan di jalan selama Ramadhan.