REPUBLIKA.CO.ID, INDIA -- Pihak berwenang memberlakukan jam malam di sebagian besar wilayah Kashmir yang dikelola India dan memutus sebagian layanan telepon pada hari pertama Ramadhan 1438 H. Hal ini untuk menggagalkan aksi unjuk rasa atas pembunuhan seorang komandan kelompok pemberontak.
Masjid sentral Srinagar ditutup dan jemaah dilarang melakukan salat di hari pertama puasa. Kebijakan di wilayah mayoritas muslim tersebut melumpuhkan kehidupan di hari pertama bulan puasa setelah kekerasan yang meluas pada Sabtu atas pembunuhan Sabzar Ahmad Bhat dalam baku tembak dengan pasukan pemerintah.
Pasukan pemerintah yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara memasang barikade di kota utama Srinagar dan beberapa kota lainnya di Kashmir selatan guna mencegah massa mendatangi pemakaman sang komandan. Namun, ribuan pelayat berusaha menerobos pengamanan pada Ahad untuk menghadiri pemakaman komandan pemberontak itu di kampung halamannya di tengah slogan anti-India dan prokemerdekaan.
"Pembatasan diberlakukan di beberapa daerah untuk menjaga hukum dan ketertiban," kata kepala polisi Shesh Pal Vaid kepada AFP, Senin (29/5).
Bhat, kepala kelompok militan Hizbul Mujahideen, dan seorang rekannya yang berusia 16 tahun tewas dalam baku tembak di dekat kampung halamannya di daerah Tral. Seorang demonstran tewas tertembak oleh tentara dalam bentokan sementara ratusan penduduk desa berusaha membuyarkan penjaga keamanan untuk membantu militan melarikan diri. Bentrokan menyebar ke distik lain, mengakibatkan puluhan orang lainnya terluka.
Tahun lalu, hampir 100 pendemo tewas setelah kepala militan Burhan Wani terbunuh, yang memicu demonstrasi anti-India selama berbulan-bulan. Bhat mengambil alih sebagai pemimpin.
Pihak berwenang membekukan layanan mobile internet dan layanan pemanggilan Sabtu beberapa jam setelah larangan selama sebulan di 22 situs media sosial seperti Facebook dan Twitter berakhir.