REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Ramadan Travel Report 2016, cuaca nyaman jadi salah satu faktor pendukung wisata saat Ramadhan. Dengan kondisi cuaca relatif nyaman, gelaran acara khusus saat Ramadhan berpotensi menarik wisatawan Muslim.
Dalam Ramadan Travel Report 2016 yang dirilis MasterCard bersama CrescentRating, ada enam faktor yang meningkatkan jumlah perjalanan Muslim selama Ramadhan yakni umrah, bisnis, Ramadhan bersama keluarga, mencari pengalaman baru kultur Ramadhan di tempat berbeda, dan durasi atau cuaca ekstrim saat Ramadhan.
Kalender Hijriah lebih pendek 10 hingga 11 hari dari Kalender Masehi. Sehingga tiap tahun, Ramadhan juga maju sekitar 10 hari dari tanggal di kalender Masehi.
Dengan kondisi itu, suhu dan durasi puasa di satu wilayah akan berbeda tiap tahunnya. Meski durasi puasa Ramadhan antara 11-16 jam tiap harinya, di beberapa belahan dunia, durasi puasa Ramadhan bisa mencapai 20 jam dengan temperatur udara di atas 40 derajat Celsius saat musim panas.
Pemilihan waktu wisata umat Islam juga berevolusi. Muslim tak lagi merasa terhambat bepergian termasuk saat Ramadhan, misalnya untuk berumrah. Otoritas Arab Saudi mencatat, ada dua juta orang berumrah saat Ramadhan 2015.
Ketua Tim Pengembangan dan Percepatan Pariwisata Halal (TP3H) Kementerian Pariwisata Riyanto Sofyan mengatakan, dengan kekayaan budayanya, upaya Nusa Tenggara Barat (NTB) mencoba menangkap peluang wisata Ramadhan dengan memberi pengalaman baru Ramadhan melalui Pesona Khazanah Ramadhan merupakan hal strategis. Apalagi, bumi bagian utara tengah mendekati musim panas pada Ramadhan 1438 H.
Salah satu faktor penilaian peringkat satu negara dalam Ramadan Travel Report adalah kenyamanan cuaca. Karena Ramadhan bergeser tiap tahunnya, peringkat satu negara juga bisa berbeda tahun ke tahun. Saat Ramadhan jatuh pada Desember, Masjidil Haram jadi destinasi paling top, terutama bagi Muslim di luar Saudi.
''Saya belum punya data statistiknya, tapi ada orang Saudi yang ingin berwisata ke luar saat Ramadhan. Tapi Muslim dari negara mayoritas non Muslim berpeluang besar juga untuk berwisata saat Ramadhan,'' kata Riyanto baru-baru ini.
Apalagi, insentif bagi para pegawai di Saudi sudah kembali dari mulanya ada pemangkasan gaji karena harga minyak turun. Sehingga saat ini banyak pegawai Saudi sedang punya uang. Ditambah libur Ram yang berlangsung Juni hingga September, mereka bisa tetap liburan sambil menjalankan ibadah Ramadhan.
''Acara khusus saat Ramadhan seperti Pesona Khazanah Ramadhan adalah pengalaman berbeda, apalagi untuk Muslim dari negara minoritas Muslim,'' kata Riyanto.