Dinkes Makassar Pastikan Jajanan Berbuka Bebas Bahan Berbahaya

Red: Hazliansyah

Sabtu 27 May 2017 22:22 WIB

Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memeriksa sejumlah menu jajanan berbuka puasa yang dinilai mengandung zat berbahaya. Foto: Antara/Rony Muharrman/ca Petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memeriksa sejumlah menu jajanan berbuka puasa yang dinilai mengandung zat berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Dinas Kesehatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melakukan inspeksi mendadak di Pasar Terong pada hari pertama Ramadhan 1438 Hijriah untuk memantau jajanan takjil buka puasa.

"Kami lakukan sidak ini untuk mengetahui apakah jajanan yang dijual itu bebas dari bahan berbahaya ataukah sebaliknya menggunakan bahan berbahaya," kata Kepala Dinas Kesehatan Makassar dr Naisyah Tun Azikin di Makassar, Sabtu.

Naisyah bersama timnya membawa beberapa peralatan khusus seperti alat untuk mengetes kandungan makanan yang banyak diperjualbelikan pedagang.

"Perlatan standar saja yang kami bawa seperti rapid tes untuk melihat langsung kandungan berbahaya pada makanan dan minumannya. Kalau aman, tidak akan memunculkan warna di rapid tes itu," katanya.

Beberapa kandungan berbahaya yang umumnya digunakan para pedagang dengan dicampur ke makanan dan minuman yakni pewarna tekstil, boraks dan rhodamin B.

"Ini agenda tahunan dari Dinas Kesehatan kota Makassar. Kits sengaja turun untuk mengecek makanan berbahaya seperti yang mengandung boraks dan berformalin," jelasnya.

Selain itu, kata Naisyah, tim terpadu juga langsung melakukan uji laboratorium untuk memeriksa bahan takjil, kandungan yang digunakan pada pedagang.

"Ada beberapa sampel takjil yang diperiksa diantaranya cendol, cincau, biji delima dan kolang-kaling. Ini adalah takjil umum yang paling banyak tapi setelah di periksa hasilnya negatif," tuturnya.

Kegiatan ini akan rutin di gelar tim terpadu Dinas Kesehatan Kota Makassar, di sejumlah pasar tradidional dan modern untuk melindungi konsumen yang akan membeli makanan berbuka puasa.

Terpopuler