REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai, Ramadhan menjadi momen untuk membangun dan mengajarkan empati pada anak. "Ini untuk bangun dan ajarkan empati, setop eksploitasi anak," kata Ketua KPAI, Asrorun Ni'am Sholeh dalam keterangan tertulis yang dierima Republika.co.id, Jumat (26/5).
Menurut dia, puasa Ramadhan dapat melatih dan mengasah kepedulian sosial anak. Sehingga etos Ramadhan harus mengarah untuk menumbuhkan perhatian dan perlindungan terhadap anak-anak terlantar dan penyandang masalah sosial.
Selain itu, kata Asrorun, puasa juga jadi sarana melatih anak-anak untuk peka terhadap masalah sosial di sekitarnya. Puasa juga mendorong anak-anak menjadi problem solver (pencari solusi), bukan problem maker (pembuat masalah).
Asrorun menyebut, Ramadhan harus diikuti oleh kesadaran masyarakat untuk berderma. Namun, ia berujar, momentum Ramadhan sering dimanfaatkan oleh orang untuk mengeksploitasi anak sebagai sarana untuk meminta-minta dan membangun rasa iba.
Sehingga, ia meminta aparat penegak hukum dan aparatur pemerintah, mengambil langkah-langkah preventif dengan mencegah eksploitasi anak-anak di jalanan dan tempat ibadah.