Tradisi Dandangan di Kudus Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

Red: Andri Saubani

Jumat 26 May 2017 20:07 WIB

Pengunjung mengamati kerajinan Kaligrafi saat tradisi Dandangan di ruas jalan Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (19/5). Tradisi menyambut bulan Ramadan dengan berdagang beraneka macam kebutuhan rumah tangga yang diikuti ratusan pedagang dari berbagai kota itu merupakan tradisi sejak masa Sunan Kudus. Foto: ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho Pengunjung mengamati kerajinan Kaligrafi saat tradisi Dandangan di ruas jalan Sunan Kudus, Kudus, Jawa Tengah, Jumat (19/5). Tradisi menyambut bulan Ramadan dengan berdagang beraneka macam kebutuhan rumah tangga yang diikuti ratusan pedagang dari berbagai kota itu merupakan tradisi sejak masa Sunan Kudus.

REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Tradisi visualisasi Dandangan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sebagai tradisi untuk mengumumkan datangnya bulan suci Ramadhan, dinilai bisa dijadikan paket wisata. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus Yuli Kasiyanto menyatakan tradisi Dandangan memiliki daya tarik tersendiri.

“Saat ini, memang sudah ada paket wisata yang bisa dipromosikan dengan objek-objek wisata yang sudah ada," ujarnya, Jumat (26/5).

Nantinya, lanjut dia, paket wisata yang tersedia bisa dikemas dengan tambahan tradisi daerah yang setiap tahunnya memang digelar. Di antaranya, kata Yuli, kirab 1.000 ketupat, visualisasi tradisi Dandangan serta hari jadi Kota Kudus yang juga menampilkan aneka tradisi khas daerah di sejumlah kecamatan di Kabupaten Kudus.

Untuk mempromosikan hal itu, kata dia, Disbudpar Kudus perlu bekerja sama dengan jasa travel wisata, karena merekalah yang mampu mempromosikan sejumlah paket wisata yang ada di Kudus. Yuli mengatakan, sejumlah agenda tetap yang digelar setiap tahunnya, akan diinformasikan kepada pihak jasa travel wisata tersebut untuk dipromosikan kepada wisatawan.

Menurut dia, wisatawan yang memungkinkan turut menyaksikan tradisi khas Kudus tidak sekadar berwisata dalam waktu sebentar, melainkan harus menginap. "Nantinya, kami siap mengundang wisatawan yang dibawa oleh jasa travel wisata tersebut untuk menyaksikannya," ujarnya.

Bupati Kudus Musthofa menyebut, tradisi Dandangan ini sangat kental dengan masyarakat Kudus, karena merupakan tradisi turun temurun sebagai warisan Sunan Kudus. Ia menganggap, hal itu sebagai bentuk toleransi yang ada di Kudus. "Bukan hanya warga pribumi, bahkan warga Tionghoa juga turut menyambut gembira datangnya Ramadhan," ujarnya.

Visualisasi tradisi Dandangan yang digelar hari ini (26/5) di Alun-alun Kudus, dihadiri ribuan orang. Visualisasi yang ditampilkan, juga menunjukkan adanya pesan sikap toleransi beragama dengan melibatkan berbagai berbagai etnis seperti yang diajarkan Sunan Kudus. Sikap toleransi tersebut, juga divisualisasikan lewat sendra tari dan teater dengan kostum khas Tionghoa dalam menandai datangnya bulan Ramadhan.

Terpopuler